Bisnis.com, JAKARTA—Kepala bank sentral Boston, Eric Rosengren mengatakan para pembuat kebijakan harus menghindari gangguan ekonomi dan memangkas stimulus secara bertahap.
“Pemulihan ini berjalan terlalu lambat dan kami tidak ingin dilakukan pengetatan kebijakan moneter terlalu dini sambil menunggu kondisi ekonomi kembali normal,” ujar Rosengren dalam pidatonya di Hartford, Connecticut, hari ini Rabu (8/1/2014).
Rosengren merupakan tokoh bank sentral yang menentang pengetatan belanja obligasi.
Menurutnya, normalisasi secara sangat gradual sangat cocok karena tingkat pengangguran masih tinggi tidak seperti biasanya, sedangkan inflasi masih rendah di luar perkiraan.
Komisi Pasar Terbuka Federal (FOMC) bulan lalu memutuskan untuk memperketat pembelian obligasi hingga US$75 miliar per bulan dari US$85 miliar. Mereka beralasan munculnya prospek yang menggembirakan di sektor tenaga kerja.
Para pembuat kebijakan dijadwalkan bertemu pada 28-29 Januari dan kemungkinan akan menurunkan belanja obligasi sebesar US$10 miliar selama tujuh pertemuan mendatang sebelum mengakhirinya pada Desember.