Bisnis.com, JAKARTA - Jika Jusuf Kalla tegas mendukung kenaikan harga gas elpiji 12 kg, sebaliknya, berdalih pada protes masyarakat yang mengalir deras menyusul keputusan PT Pertamina (persero) menaikkan harga jual gas elpiji (LPG) ukuran 12 kg itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono malah berkicau di twitter.
Dalam kicauannya di Twitter, SBY menyiratkan kekurangsetujuannya atas keputusan tersebut. "Saya mengetahui sebagian masyarakat menyoroti dan protes kenaikan harga elpiji 12 kg yang dilakukan Pertamina," kata SBY yang saat mengeluarkan status sedang dalam tugas kunjungan kerja di Jawa Timur, Sabtu malam (4/1/2014).
Menurut SBY, dirinya memahami keputusan yang diambil Pertamina itu bermaksud baik untuk menyelamatkan Pertamina dari kerugian. Namun SBY menunjukkan sikap mendua.
"Saya tahu BPK menyatakan ada kerugian Pertamina sekitar Rp 7 triliun, tetapi solusinya tidak otomatis menaikkan harganya sebesar 60%".
Kenaikan harga yang terlalu pesat, paparnya, akan meningkatkan harga barang dan jasa. "Pada akhirnya rakyat kurang mampulah yang akan terbebani".
Dia mengakui kebijakan kenaikan harga jual gas elpiji 12 kg, tidak dikoordinasikan dengan baik dan persiapannya yang kurang. "Ini harusnya tidak boleh terjadi," katanya.
Sehubungan dengan instruksi kepada Wapres Boediono untuk menggelar rapat kabinet terbatas guna membahas hal tersebut, SBY menyatakan," Hari ini, Minggu (5/1/2014), saya minta Wapres melaporkan hasilnya di Halim beserta solusi yang pro rakyat".