Bisnis.com, JAKARTA - Delegasi Kementerian Pertahanan Republik Rakyat China menyambangi Indonesia untuk menawarkan kerjasama militer darat, laut, dan udara, serta kerjasama kependidikan.
Delegasi itu dipimpin langsung oleh Menteri Pertahanan Nasional China Jenderal Chang Wanquan yang diterima oleh Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro di Kompleks Kementerian Pertahanan di Jakarta, Senin (16/12/2013).
Kedua delegasi melakukan pembicaraan tertutup selama tiga jam untuk membahas berbagai persoalan termasuk peningkatan kerjasama pertahanan kedua negara.
"Mereka ingin mengajak kita untuk mengokohkan kerjasama pertahanan. Di antarnya yang konkrit yaitu kerjasama militer darat, laut, dan udara," katanya.
Di darat, ujarnya, ada latihan bersama antara Komando Pasukan Khusus China dengan Kopasus Indonesia. Latihan bersama tersebut akan dilakukan secara rutin.
Di bidang pertahanan laut, lanjutnya, kedua negara juga akan melakukan latihan bersama di kawasan Laut China Selatan. Latihan bersama tersebut akan dilakukan di kawasan Laut China Selatan yang menjadi bagian wilayah Indonesia.
"Kami tidak akan masuk ke wilayah internasional. Mereka [China] mendukung sekali dan akan ikut serta dalam latihan komando tersebut," ujarnya.
Adapun untuk angkatan udara, kerjasama yang ditawarkan oleh China adalah penggunaan simulator pesawat tempur Sukhoi-27 dan Shukoi-30 oleh pilot Indonesia secara gratis.
Purnomo mengakui menyambut positif tawaran kerjasama tersebut mengingat China memiliki kelengkapan alat simulator tersebut. Di sisi lain, lanjutnya, tawaran kerjasama penggunaan simulator juga dapat menekan biaya.
"Perlu diketahui kalau latihan dalam bentuk terbang langsung, biayanya cukup tinggi. Kalau menggunakan simulator, kita bisa menghemat biaya," katanya.
Saat ini, Indonesia sebetulnya sedang menyiapkan simulator. Hanya saja, lanjutnya, tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa. "Yang memroduksi simulator itu banyak. Kami sedang meneliti mana yang cocok untuk pesawat Sukhoi SU27 dan SU30," katanya.
Selanjutnya, Indonesia dan China juga sepakat untuk melakukan pertukaran siswa guna mendorong hubungan people to people antara kedua negara. "Kami juga membicarakan kemungkinan Tiongkok untuk menyumbangkan laboratorium bahasa Mandarin untuk para perwira," katanya.