Bisnis.com, JAKARTA—Stagnansi Indonesia sebagai negara berpendapatan menengah akibat kendala struktural menjadi salah satu sorotan utama berbagai media nasional hari ini, Jumat (13/12/2013).
Selain itu, juga ada topik mengenai upaya PT Bursa Efek Indonesia menggenjot likuiditas pasar saham dan tingginya potensi penerimaan pajak yang tidak masuk kas negara.
Berikut ini ringkasan berita-berita utama media Ibu Kota:
Jebakan Segera Muncul
Indonesia akan stagnan sebagai negara berpendapatan menengah jika 20 tahun lagi belum naik kelas ke negara berpendapatan tinggi. Sementara itu, transformasi struktural sebagai kuncinya masih menghadapi sejumlah tantangan di berbagai sektor. Tantangan jangka pendek adalah pengetatan stimulus moneter di Amerika Serikat dalam waktu dekat (KOMPAS).
Porsi Minimal Saham Beredar Diperbesar
Berbagai cara ditempuh PT Bursa Efek Indonesia untuk menggenjot likuiditas pasar saham. Setelah menelurkan aturan baru fraksi harga, isi lot saham dan auto rejection, saat ini otoritas bursa saham Indonesia sedang menggodok aturan mengenai porsi minimal free float atau jumlah saham yang beredar di publik (KONTAN).
Setiap Tahun Potensi Pajak yang Hilang Capai Rp450 T
Potensi penerimaan pajak yang tidak masuk kas negara pada 2013 minimal mencapai Rp450 triliun dan setiap tahun nilainya terus bertambah. Dalam lima tahun ke depan, potensi kehilangan pajak bisa di atas Rp5.000 triliun. Atas dasar itu, DPR mendesak Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi segera menambah jumlah petugas pajak 30%-50% dari jumlah yang ada saat ini sekitar 32.000 orang (INVESTOR DAILY).
Saham CPO Indonesia Kalah Bersaing
Total nilai kapitalisasi pasar saham-saham produsen minyak sawit mentah Indonesia lebih rendah dibandingkan kapitalisasi produsen-produsen CPO yang tercatat di bursa Malaysia dan Singapura, berdasarkan data Bloomberg. Emiten sawit domestik dinilai kurang bisa memaksimalkan pendapatan untuk secara konsisten bisa mempertahankan kinerja positif (FINANCE TODAY).