Bisnis.com, SURABAYA – Pemerintah Kota Surabaya berencana mengubah kawasan lokalisasi Dolly menjadi sentra unit usaha kecil dan menengah (UKM) untuk mendorong kegiatan ekonomi warga sekitar setelah praktik prostitusi di lokasi itu ditutup.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Agus Imam Sonhaji mengatakan sepanjang jalan mulai dari Jalan Banyurip hingga Jalan Jarak tersebut akan diperlebar menjadi 25 meter dan di sisi kanan-kiri jalan akan dibangun pedestrian dan rumah toko (ruko).
“Pelebaran jalan tentunya agar arus kendaraan bisa lebih lancar karena kondisi jalan saat ini lebarnya 12 meter, dan fungsi pengembangan toko atau ruko bisa untuk kegiatan ekonomi warga,” katanya dalam konferensi pers di Balai Kota Surabaya hari ini, Senin (9/12/2013).
Pemerintah mengklaim berhasil menutup lokalisasi di 4 titik di Surabaya, di antaranya Klakah Rejo, Morokrembangan, Dupak Bangunsari dan Sememi yang akan ditutup pada akhir tahun ini.
“Kawasan Dolly direncanakan ditutup pada pertengahan 2014 atau menjelang Hari Raya Idul Fitri,” katanya.
Dia menjelaskan setelah penutupan 4 titik lokalisasi tersebut, pemerintah kota telah menyiapkan Rp25 miliar untuk pembangunan sarana dan pra sarana sesuai dengan aspirasi para WTS dan warga.
Adapun rencana rehabilitasi pembangunan di Klakah Rejo seperti membangun sport centre dengan investasi Rp1,5 miliar, lapangan sepak bola Rp500 juta, sarana keagamaan, taman pendidikan dan bantuan modal usaha kecil.
Di Morokrembangan, Sememi dan Dupak Bangunsari akan ada pelatihan keterampilan, perbaikan saluran air, peninggian jalan aspal, dan penerangan jalan.
Selain dari pemerintah kota, program rehabilitasi tempat-tempat lokalisasi ini juga mendapat kucuran dana dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur sekitar Rp1,45 miliar dan dari Kementerian Sosial Rp858 juta.
“Khusus untuk Dolly belum ada rencana anggarannya karena masih dalam studi atau survei terhadap para WTS, mucikari dan warga sekitar,” imbuh Agus.