Bisnis.com, BALIKPAPAN--Integrasi masyarakat ekonomi Asean (MEA) pada 2015 memerlukan mata uang tunggal guna mempermudah meningkatkan keunggulan komparatif dan kompetitif di kawasan ini yang jumlah penduduknya diperkirakan mencapai 600 juta jiwa lebih.
Rektor Universitas Mulawarman Zamruddin Hasyid mengatakan integrasi kawasan Asean akan menyebabkan hilangnya batas-batas fisik negara. Sebagaimana di Eropa dengan euro, perlu mata uang yang dapat dipergunakan di seluruh wilayah Asean dengan nilai yang sama.
“Kalau ada mata uang tunggal akan lebih baik karena potensi pasarnya cukup besar di sini,” ujarnya saat memberi sambutan Seminar Kesiapan dan Strategi Dunia Usaha/Perbankan serta Pemerintah Daerah Wilayah Kalimantan Dalam Menghadapi MEA 2015, Rabu (13/11/2013).
Ketua Pusat Kajian Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah Universitas Mulawarman Aji Sofyan Effendi berpendapat pemerintah dan Bank Indonesia perlu mengusulkan pertemuan kepala negara Asean untuk pemberlakuan mata uang tunggal tersebut.
Selama ini, ada indikasi kekurang percaya dirian dari pelaku usaha untuk menggunakan mata uang rupiah dalam kegiatan usahanya.
Menurutnya, pemberlakuan mata uang tunggal akan meningkatkan percaya diri bagi pelaku usaha, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara Asean lainnya.
Selain itu, mata uang ini juga bisa menjadi identitas dan meningkatkan posisi tawar Asean dengan negara-negara lain di dunia.
Namun, pemerintah berpendapat mata uang tunggal tersebut belum terlalu mendesak untuk direalisasikan. Direktur Jenderal Kerjasama Asean Kementerian Luar Negeri I Gusti Agung Wesaka Puja mengatakan pernah ada wacana untuk membentuk mata uang tunggal sebagaimana euro di Eropa.
“Masih sebatas wacana dan belum pernah mengarah ke perdebatan serius karena masih belum menjadi prioritas,” tuturnya.
Kendati demikian, ASEAN juga tetap belajar dan menganalisa dari kawasan lain yang sudah menerapkan mata uang tunggal seperti di Eropa. Kelebihan dan kekurangan dari pemberlakuan mata uang tunggal dicermati sebelum diaplikasikan di Asean.
Gusti mengatakan permasalahan yang paling penting bagi negara anggota Asean yakni meningkatkan rasa sebagai satu wilayah untuk integrasi berkelanjutan di kawasan ini.
Dia berpendapat seluruh negara perlu memikirkan tidak hanya bersaing antar negara di Asean tetapi mampu meningkatkan persaingan antara Asean dan kawasan lain di dunia. (ra)
Asean Dinilai Perlu Mata Uang Tunggal
Integrasi masyarakat ekonomi Asean (MEA) pada 2015 memerlukan mata uang tunggal guna mempermudah meningkatkan keunggulan komparatif dan kompetitif di kawasan ini yang jumlah penduduknya diperkirakan mencapai 600 juta jiwa lebih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Rachmad Subiyanto
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
2 jam yang lalu
Setelah GJTL, Giliran Saham ABMM Diborong Lo Kheng Hong
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
1 jam yang lalu