Bisnis.com, MEDAN — Yayasan Ekosistem Lestari/Sumatran Orangutan Conservation Programme sudah menyediakan areal seluas 48 hektare di antara Pancurbatu-Sembahe, Kabupaten Deli Serdang Sumut untuk tempat orangutan yang sudah tidak mungkin lagi dikembalikan ke habitatnya.
Chairman Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) Sofyan Tan mengaku sudah mempersiapkan areal konservasi seluas 48 hektare di Kabupaten Deli Serdang menuju Berastagi (Kabupaten Karo), Sumut sebagai lokasi orangutan Sumatra yang sudah tidak mungkin lagi dilepaskan di hutan.
“Lokasi di Deli Serdang akan dijadikan sebagai tempat wisata alam dengan mengandalkan binatang langka dan ciri khas Sumut, orangutan di lokasi tersebut,” ujarnya di Medan, Kamis (7/11).
Menurut dia, sebagian orangutan yang ditangkap dan dipelihara orang secara ilegal disita dan dibawa ke Pusat Karantina di Batu Mbelin, Kabupaten Deli Serdang.
Orangutan yang sudah direhabiitasi, kata dia, sebagian sudah cacat seumur hidup. Ada yang tangannya harus diamputasi dan buta. “Orangutan seperti ini kalau dilepas ke hutan, sudah tidak mungkin. Demikian juga kalau tetap dikarantina orangutan akan tetap dikurung dan tidak mendapatkan kebesan di alam terbuka,” tuturnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, para pemerhati orangutan yang tergabung dalam YEL mencari lokasi di Deli Serdang sebagai rumah orangutan dalam ruang terbuka untuk hidup. “Lokasi ini akan diperkenalkan kepada wisatawan lokal dan mancanegara. Mereka tidak perlu jauh-jauh ke hutan melihat orangutan, cukup di lokasi yang disediakan di atas areal 48 hektare.”
Sementara itu, Ian Singleton, Director Sumatran Orangutan Conservation Progamme menambahkan saat ini orangutan Sumatra tinggal sekitar 6.000-7.000 ekor yang berada di Sumatra Utara, Aceh, dan sedikit di Jambi (hasil dari rehabilitasi dari Batu Mbelin).
Binatang yang dilindungi ini, kata pria yang sudah 25 tahun menggeluti pekerjaan menjaga orangutan Sumatra itu, semakin hari semakin banyak yang mati dan dibunuh karena terdesak akibat pembukaan lahan menjadi perkebunan. “Kawasan Rawa Tripa di Aceh Barat merupakan satu tempat orangutan terbaik di dunia, namun sebagian sudah dijadikan lokasi perkebunan,” tuturnya.
Dia menilai orangutan hanya melahirkan seekor anak selama hidupnya. Melihat kondisi ini, paparnya, bukan tidak mungkin kalau orangutan tidak dijaga akan punah dengan sendirinya.
Rina Shelomita, Public Relation and Social Media Manager JW Marriott Medan menambahkan hotel tersebut tertarik ikut berperan melindungi orangutan mengingat di dunia ini hanya orangutan Sumatra yang mampu menyeimbangkan ekosistem lingkungan dan kawasan hutan. Kepunahan orangutan, lanjutnya, berdampak buruh pada keseimbangan ekosistem bumi. “Orangutan sangat berperan peting dalam regenerasi hutan. Selain itu, orangutan satu-satunya primata yang berasal dari Asia dan memiliki 96,7% DNA manusia,” tuturnya.