Bisnis.com, JAKARTA - Belajar di luar negeri, seperti di AS maupun negara-negara Eropa, merupakan impian banyak orang apalagi kalau bisa dapat beasiswa penuh yang mencakup biaya pendidikan serta biaya hidup.
Delegasi Uni Eropa (UE) mengklaim Eropa menarik 45% dari total pelajar yang sekolah di luar negeri. Mereka menyebutkan dari 7.000 di antaranya adalah pelajar Indonesia. Sebagian menempuh sekolah dengan biaya sendiri, sedangkan sebagian lainnya cukup beruntung mendapatkan beasiswa.
Jika Anda juga ingin mendapatkan beasiswa dari berbagai program pendidikan di Eropa, ada baiknya mencatat beberapa tips yang dikumpulkan Bisnis dari perbincangan dengan beberapa perwakilan kedutaan besar dan universitas di European Higher Education Fair (EHEF) 2013 di Jakarta berikut ini:
1. Pastikan bidang studi apa yang ingin dipelajari. Hal ini untuk mencegah keinginan pindah jurusan ketika perkuliahan sudah berjalan, karena bisa menimbulkan berbagai permasalahan.
Apabila berencana mengambil gelar master, lebih baik bidang yang dipilih sejalan dengan latar belakang pendidikan sebelumnya atau pekerjaan yang sedang dilakoni saat ini. Seperti diketahui, negara Eropa Barat lebih bervariasi di social science sedangkan Eropa Timur lebih unggul dengan tekniknya.
2. Pastikan Anda sudah terdaftar di universitas pilihan sebagai calon mahasiswa sebelum mengajukan aplikasi beasiswa. Sekarang ini sebagian besar program beasiswa mengharuskan calon penerimanya diterima lebih dulu di perguruan tinggi tujuan sebelum melayangkan permohonan beasiswa. Namun, untuk program Erasmus Mundus aplikasi masuk universitas dan beasiswa diajukan bersamaan.
3. Buat motivational letter sebaik mungkin. Surat ini menjadi salah satu syarat bagi pemohon beasiswa. Di dalamnya, Anda diminta menjelaskan alasan berminat bersekolah di bidang dan universitas itu serta mengapa beasiswa harus diberikan. Surat ini seringkali menjadi pertimbangan terbesar diterimanya permohonan beasiswa atau tidak, karena menunjukkan seberapa kuat keinginan pemohon.
4. Mintalah rekomendasi dari orang-orang yang kompeten dan mengenal Anda. Kalau Anda sudah bekerja, atasan bisa jadi pemberi rekomendasi.
5. Persiapan bahasa dan budaya. Di negara seperti Belanda, Inggris, Perancis, dan Jerman, pelajar Indonesianya cukup banyak sehingga bisa membantu adaptasi bahasa dan budaya lokal. Namun, untuk negara-negara seperti Republik Ceko atau Polandia, adaptasi kemungkinan bakal lebih sulit.
Tiap negara memunyai batas skor TOEFL dan IELTS yang berbeda. Tetapi, sebagian besar mengharuskan skor IELTS 6.
Oleh karena itu, siapkan diri dengan memperbanyak pengetahuan tentang negara tujuan. Meski umumnya perkuliahan berlangsung dengan bahasa Inggris, tapi apresiasi masyarakat lokal tentu akan lebih tinggi kalau Anda mengetahui bahasa di sana meskipun sedikit.
Selain itu, makanan dan cuaca juga bisa menjadi masalah. Di negara-negara yang punya komunitas Indonesia atau Asia kuat, mendapat makanan yang sesuai lidah asal mungkin tidak sulit. Untuk cuaca, bersiaplah dengan musim dingin ekstrim yang bisa mencapai -25 derajat Celcius di beberapa negara.
Aplikasi beasiswa di Eropa biasanya dimulai pada kuartal IV hingga akhir kuartal I tahun berikutnya. Sementara, perkuliahan mulai berlangsung pada September.
Kepala Kerjasama Delegasi UE Franck Viault menyebutkan UE dan negara anggotanya menyediakan 1.700 beasiswa bagi pelajar Indonesia setiap tahunnya. Jadi, siap berkompetisi?