Bisnis.com, JAKARTA — Para menteri anggota APEC yang membidangi pengembangan usa ha kecil, dan menengah (UKM) serta koperasi menyiapkan empat agenda khusus yang akan disampaikan pada pertemuan para pimpinan negara APEC yang diselenggarakan di Bali, pekan ini.
Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan mengatakan keempat agenda khusus tersebut meliputi wo menpreneur, akses permodalan dan perbankan, distribusi produk, serta pemasaran bersama yang terkait dengan Asean Economy Community.
“Sebelum pertemuan pemimpin negara APEC, para menteri juga telah bertemu untuk membahas persoalan sektoral. Dari bidang UKM kami akan menyampaikan empat isu untuk pengembangan UKM,” ucapnya di Jakarta, Selasa (1/10/2013).
Menurutnya, peran perempuan dalam dunia usaha tidak bisa dianggap sebelah mata, potensi serta pengaruhnya pun sangat besar, terutama untuk bisnis-bisnis di bidang kerajinan tangan, industri kreatif, dan industri rumah tangga.
Sayangnya, saat ini jumlah womenpreneur masih minim. Oleh karena itulah, APEC mendorong agar setara dengan entrepreneur yang selama ini masih didominasi kaum pria. “Kami harap womenpreneur ini meningkat, dan berkontribusi untuk tercapainya
jumlah UMKM di Indonesia sebesar 2%.”
Selain itu, akses permodalan juga dipandang sebagai suatu hal yang perlu untuk diperhatikan, sehingga para pelaku usaha dapat lebih dimudahkan guna mendapatkan akses pembiayaan, baik dari perbankan maupun sektorsektor keuangan lainnya.
“Modal ini menjadi hal yang paling penting untuk pengembangan bisnis pelaku UKM. Sebab, dengan di mudahkannya pemberian modal untuk usaha mere ka diharapkan bisnisnya dapat semakin besar, dan skalanya pun meningkat,” kata Syarif.
Ketika skala bisnis usaha UKM meningkat, sambungnya, hal tersebut tentu saja akan berdampak positif pada perekonomian negara seiring dengan membesarnya kontribusi UKM untuk produk domestik bruto.
Menurutnya, saat ini jumlah UMKM mencapai 56,5 juta dengan kontribusi 58% dari produk domestik bruto, dan sebagian besar masih didominasi usaha skala mikro pertanian. “Kalau skala usaha mereka me ningkat, kontribusi yang diberikan pasti akan lebih besar,” paparnya.
SOAL DISTRIBUSI
Di sisi lain, menurut Syarif, persoalan distribusi dan rantai pasok juga menjadi satu hal penting bagi para pelaku UMKM. Dengan proses distribusi yang ter tata, produk tersebut akan dengan mudah sampai ke tangan konsumen yang mempengaruhi perputaran usaha yang dijalankan.
Dia juga mengatakan bahwa pemasaran bersama menjadi penting kaitannya dengan perdagangan bebas Asean pada 2015. Pasalnya, dengan adanya perdagangan bebas tersebut, tidak ada lagi batasan antara negara yang membuat proses pertukaran barang dan jasa menjadi lebih mudah.
Secara terpisah, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Destry Damayanti mengatakan pertemuan para pemimpin anggota APEC di harapkan menjadi momentum pemerintah dalam mendorong daya saing usaha kecil menengah (UKM) dalam negeri di pasar internasional.
Dia menilai langkah pemerintah dengan menggelar kegiatan pengembangan wirausaha muda bertajuk APEC Unthinkable Week dalam rangkaian acara APEC sangat positif.
Menurutnya, peluang UKM untuk masuk pasar global cukup besar. (Dewi Andriani/ Ringkang Gumiwang)