Bisnis.com, JAKARTA—Kecenderungan Indonesia memposisikan diri sebagai negara maju dalam forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) hanya akan menguntungkan kelompok negara industri maju selain mempertajam kesenjangan ekonomi global.
Demikian disimpulkan dalam diskusi bertema “APEC dalam Perspektif 4 Pilar Bernegara” yang diselenggarakan MPR, Senin (30/9/2013).
Ketua Fraksi PKB MPR, Lukman Eddy mengatakan kecenderungn Indonesia menempatkan diri sebagai negara maju tersebut membuat Indonesia menjadi pendukung utama liberalisasi perdagangan dan investasi. Padahal, ujarnya, Indonesia membutuhkan liberalisasi sektoral sebagaimnana yang diperjuangkan negara berkembang lainnya.
“Indonesia walaupun negara berkembang namun pemikirannya cenderung masuk ke kelompok negara industri maju yang memperjuangkan liberalisasdi perdagangan dan investasi,” ujarnya dalam diskusi tersebut. Menurutnya, salah satu liberalisasi sektoral yang harus diperjuangkan Indonesia adalah sektor pertanian yang berdampak luas pada kepentingan nasional dan mempersolkan kesenjangan ekonomi.
“Indonesia tidak jelas membela negara mana. Indonesia tidak memperjuangkan sektor pertanian dan soal kesenjangan ekonomi,” ujarnya.
Sementara itu, pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsy mengatakan meski terjadi berbagai kemajuan sejak Indonesia terlibat dalam forum APEC, namun kemajuan itu jauh lebih rendah dibandingkan yang dicapai Singapura, Malaysia dan Thailand. Pasalnya, ketiga negara tersebut mampu memperjuangkan kepentingan sekoralnya dalam kancah APEC.
Dia menilai liberalisasi perdagangan yang didukung oleh Indonesia semakin menjadikan Indonesia sebagai pasar, bukan pemain utama perdagangan global. Pasalnya, selain rasio transaksi berjalan terhadap produk domestik bruto yang negatif, ekspor bahan mentah Indonesia juga lebih menguntungkan negara asing.
“Dengan forum APEC ini saya saya waspada saja agar Indonesia tidak dijajah,” ujarnya.