Bisnis.com, BEIJING - Pertumbuhan China yang sebenarnya pada kuartal III/2013 disinyalir tidak sesuai dengan yang diklaim oleh pemerintah setempat.
Beige Book International mengungkapkan data pada Selasa (24/9) bahwa pertumbuhan investasi bisnis dan keuntungan sektor real estate di China menurun, di tengah meningkatnya industri jasa dan kelangkaan tenaga kerja.
Data tersebut didapat dari survei yang dilakukan pada 2.000 orang dari 12 Agustus hingga 4 September dan wawancara mendalam yang dilaksanakan bulan ini.
Padahal, China sebelumnya mengklaim adanya kenaikan keuntungan perusahaan pada Juli dan Agustus, sehingga para ekonom Citigroup Inc. dan Deutsche Bank AG menaikkan proyeksi pertumbuhan China.
Di lain pihak, Nomura Holdings Inc. adalah salah satu bank yang bersikap skeptis bahwa penguatan akan bertahan tahun depan.
Data Beige Book juga mengungkap lemahnya pertumbuhan laba, pendapatan perusahaan, upah tenaga kerja, angka bekerja, dan harga. Semua komponen tersebut merosot dan menjelaskan bahwa tidak terjadi penguatan ekonomi di sana.
Badan Statistik Nasional China mengklaim ekspansi ekonomi 7,5% pada April hingga Juni dari periode yang sama tahun lalu. Laporan tersebut keluar setelah pemerintah merumuskan kebijakan pembiayaan ekspansi ekonomi dan pemotongan pajak.
Data Beige Book China pada kuartal II/2012 menunjukkan perekonomian mulai terangkat sebelum data pemerintah China mengindikasikan bahwa ekonomi sedang menguat. Sementara itu, data kuartal II/2013 memperlihatkan lambatnya pertumbuhan dan penurunan keuntungan perusahaan.
Kepala Badan Statistik Nasional China Ma Jiantang pada awal bulan ini mengatakan bahwa agensinya tidak menoleransi pemalsuan data setelah kasus penipuan faktur ekspor.
Di lain pihak, Perdana Menteri Li Keqiang pada 2007 sempat mengungkapkan bahwa data-data PDB China adalah hasil manipulasi dan hanya dibuat untuk referensi semata. (Bloomberg)