Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UE-China Rintis Negosiasi Perdagangan Bebas

Bisnis.com, BRUSSELS - Setelah merancang pakta perdagangan bebas dengan Amerika Serikat beberapa bulan lalu, Uni Eropa kini mendekati China untuk membentuk kesepakatan yang akan memudahkan aktivitas bisnis kedua belah pihak.Pihak UE mengatakan pembicaraan

Bisnis.com, BRUSSELS - Setelah merancang pakta perdagangan bebas dengan Amerika Serikat beberapa bulan lalu, Uni Eropa kini mendekati China untuk membentuk kesepakatan yang akan memudahkan aktivitas bisnis kedua belah pihak.

Pihak UE mengatakan pembicaraan pakta perdagangan bebas dengan China, yang akan dimulai bulan depan itu, diharapkan dapat membuka jalan bagi kedua pasar terbesar di dunia itu.

Brussels dan Beijing akan bernegosiasi untuk menghancurkan rintangan bagi pasar kedua belah pihak dan menggenjot investasi baru senilai miliaran euro. Negosiasi tersebut juga akan mendorong hubungan keduanya, setelah nyaris terlibat perang perdagangan awal tahun ini.

Volume perdagangan antara Eropa dan China telah naik dua kali lipat sejak 2002 dan bernilai lebih dari 1 miliar euro (US$1,3 miliar) per hari. Namun, China hanya menerima 2% dari total investasi asing Eropa.

Perusahaan-perusahaan Uni Eropa kerap mengeluhkan perlakuan yang buruk dari pihak China, seperti  paksaan untuk melakukan joint venture dan tekanan untuk membagi pengetahuan sensitif guna memenangkan akses terhadap pendanaan dan kontrak lokal China.

Para diplomat UE mengatakan pemerintah blok beranggotakan 28 negara itu akan memberikan mandat pada Komisi Eropa dan pejabat UE untuk menegosiasikan kesepakatan investasi dalam sebuah pertemuan di Luksemburg pada 18 Oktober.

“Kami sudah siap dan China mengatakan mereka juga sudah siap. Kami sedang menunggu untuk memulai [negosiasi],” ujar Komisaris Perdagangan UE Karel De Gucht pada pertemuan di Brussels, Selasa (17/9).

Dengan adanya lampu hijau dari negara-negara UE, pembicaraan tersebut dapat dilakukan secara formal pada pertemuan tingkat tinggi antara UE-China pada akhir tahun ini atau awal 2014. Negosiasi itu diperkirakan selesai dalam 2 tahun, dan melibatkan aliran dana senilai miliaran euro untuk berbagai bidang bisnis baru.

Nilai perdagangan China-UE naik menjadi 435 miliar euro (US$580 miliar) tahun lalu, sehingga menjadikan Negeri Panda mitra dagang terbesar bagi Eropa. China adalah negara tujuan ekspor kedua terbesar Eropa setelah Amerika Serikat.

 

Tantangan Negosiasi

Di lain pihak, kesepakatan dagang antara China dan UE diprediksi akan menuai banyak rintangan. China dikenal sebagai negara yang memiliki kebijakan paling ketat terhadap investasi asing di antara Group of Twenty (G-20).

Perusahaan Eropa yang beroperasi di pasar China—mulai dari sektor transportasi hingga fasilitas kesehatan—mengatakan mereka telah dihambat untuk mendapatkan kontrak atau pinjaman lokal, kecuali jika mereka menyerahkan informasi bisnis yang sensitif bagi rival mereka di Tiongkok.

Tanpa ada kesepakatan untuk mengakhiri praktik semacam itu, Brussels dan Beijing kemungkinan akan kesulitan untuk mencapai kerja sama karena China terus berusaha untuk meningkatkan kualitas produk mereka guna menyaingi Eropa.

“Kami menginginkan kebijakan jelas yang melindungi investasi kami,” ujar Bernd Lange, anggota Parlemen Eropa asal Jerman.

De Gucht mengatakan UE dan China berkepentingan untuk mempererat hubungan dagang, kendati negara seperti Prancis dan Italia tidak mempercayai praktik dagang China. “Akan ada perjanjian perdagangan bebas antara UE dan China. Saya yakin itu,” ujar De Gucht. (Reuters)

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper