Bisnis.com, BEIJING - Pemerintah China kini tidak akan memberi toleransi lagi bagi kasus mark up data statistik ekonomi, sebagaimana pernah terjadi pertengahan tahun ini.
Kepala Biro Statistik setempat menegaskan pihaknya tidak akan memberi toleransi untuk data palsu, setelah mereka mengungkap adanya angka-angka lokal yang dimanipulasi dan biro cukai menemukan banyaknya surat tagihan ekspor palsu.
Ma Jiantang, Kepala Biro Statistik Nasional, mengatakan pada Kamis (12/9/2013) insiden kesalahan data tersebut sifatnya terisolasi dan tidak akan mempengaruhi kualitas data secara umum.
Pemerintah negara Asia Timur itu tengah berjuang untuk memenangkan kepercayaan para investor dan ekonom terhadap data statistik, yang mencakup angka produk domestik bruto (PDB) dan perdagangan.
Pertengahan tahun ini, Ma berjanji Negeri Panda akan memulai investigasi untuk memastikan keakuratan angka-angka yang dilaporkan oleh perusahaan. Siapapun yang kedapatan menyetor informasi statistik yang tidak akurat akan dihukum berat.
Biro Statistik menemukan data produksi industrial yang dimanipulasi di Henglan, kota di selatan provinsi Guangdong. Sebuah kota lain di barat daya provinsi Yunan juga kedapatan me-mark up angka produksi industri dan investasi aset tetap.
Sebagaimana dikutip WikiLeaks dalam sebuah catatan yang beredar 3 tahun lalu, Perdana Menteri Li Keqiang pernah mengatakan angka PDB China pada 2007 adalah hasil rekayasa dan hanya digunakan untuk kebutuhan referensi.