Bisnis.com, MALANG - Produksi sayur mayur di Kabupaten Malang Jawa Timur cukup melimpah kendati tengah memasuki musim kemarau.
Tingginya produktivitas tersebut mampu memenuhi kebutuhan sayur di Jawa Timur.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Sub Terminal Agrobisnis (STA) Mantung Kecamatan Pujon Kabupaten Malang Totok Purwanto mengatakan kendati memasuki musim kemarau namun sejauh ini belum terjadi penurunan produksi sayur di STA Mantung.
“Musim kemarau belum berpengaruh pada penurunan produksi sayur. Justru pasokan sayur mayur dari petani melimpah,” kata Totok di Malang, Senin (9/9/2013).
Menurutnya, ketersediaan sayur mayur dari berbagai komoditas yang dikirim petani sebanyak 150-200 ton setiap hari. Jumlah tersebut mampu memenuhi kebutuhan di Jawa Timur dan Jakarta.
Bahkan pedagang secara rutin juga tetap mengirim sayur ke Kalimantan sebanyak 40-70 ton per hari kendati pengiriman tersebut kerap terkendala oleh faktor cuaca buruk yang mengganggu transportasi laut. Namun begitu sejauh ini pasokan ke Kalimantan tetap lancar.
“Pasokan sayur melimpah karena sejumlah daerah terutama dataran rendah seperti Kabupaten Malang dan Blitar tengah memasuki musim panen. Kemarau tidak berpengaruh besar terhadap penurunan produksi sayur karena ketersediaan air relatif mencukupi dan terkadang masih terjadi hujan,” jelas dia.
Produksi sayur yang melimpah tersebut berpengaruh pada menurunnya harga beberapa komoditas. Seperti sayur jenis andewi yang harga sebelumnya Rp2.500 kg turun menjadi Rp1.300 per kg.
Adapun, bawang prei dari Rp8.000 per kg menjadi Rp7.500 per kg, bunga kol dari Rp4.000 per kg turun menjadi Rp3.000 per kg, tomat dari Rp6.500 per kg menjadi Rp 4.500 per kg, cabai rawit dari Rp49.500 per kg menjadi Rp20.000 per kg, bawang merah phipilan dari Rp 32.000 per kg menjadi Rp15.000 per kg, serta harga bawang putih lokal dari Rp 18.000 per kg menjadi Rp13.000 per kg.
“Sementara untuk harga bawang putih impor terjadi kenaikan dari Rp6.000 per kg menjadi Rp6.500 per kg. Selain itu harga kentang Batu juga naik dari sebelumnya Rp5.500 per kg menjadi Rp7.500-Rp9.000 per kg,” ujarnya.