Bisnis.com, PARIS—Prancis tidak akan melancarkan serangan terhadap Suriah sampai menanti keputusan Kongres Amerika Serikat, guna menghukum Bashar al-Assad atas serangan gas yang menewaskan ratusan warga sipil.
Menteri Dalam Negeri Manuel Valls membuat komentar tersebut, Minggu (1/9/2013), pada radio Europe 1 atas desakan terhadap Presiden Prancis Francois Hollande dalam menempatkan pertanyaan intervensi untuk pemungutan suara di parlemen.
Begitu juga pada Minggu, Perdana Menteri Jean-Marc Ayrault mengatakan dia akan bertemu dengan dua pimpinan parlemen dan oposisi pada Minggu untuk membahas Suriah sebelum debat parlemen dijadwalkan pada Rabu.
”Prancis tidak bisa pergi sendiri,” jelas Valls. ”Kami perlu koalisi,” tegasnya.
Valls mengatakan pengumuman oleh Presiden AS Barack Obama, Minggu, bahwa dia akan mencari persetujuan anggota parlemen sebelum serangan mencipatkan sebuah situasi baru, yang berarti Prancis harus menunggu untuk akhir fase baru ini.
Kemarin, Hollande mengatakan pemungutan suara parlemen Inggris terhadap aksin militer di Suriah tidak akan memengaruhi kehendak Prancis untuk menghukumnp pemerintahan Assad, yang dipersalahkan atas serangan gas.
Sebuah jajak pendapat BVA, kemarin, menunjukkan mayoritas warga Prancis tidak menyetujui aksi militer melawan Suriah dan sebagian besar tidak percaya Hollande bisa melakukan operasi tersebut.
Dalam sebuah langkah tegas tak terduga, Hollande, yang popularitasnya ambruk akibat merosotnya perekonomian, mengirim pasukannya pada tahun ini untuk membabntu pemerintah Mali menangkis serangan gerilyawan kelompok Islam, sebuah intervensi yang didukung oleh dua pertiga masyarakatnya.