Bisnis.com, JAKARTA—Gejolak pasar akibat belum berdampaknya paket kebijakan ekonomi pemerintah masih menjadi sorotan utama berbagai media nasional hari ini, Rabu (28/8/2013), selain rapuhnya perekonomian akibat banyaknya dana asing jangka pendek di bursa keuangan dan ketidaksiapan Indonesia meninggalkan industri padat karya.
Lanjutan Kebijakan BI Dinanti
Pasar menunggu kebijakan Bank Indonesia yang memberi dampak jangka pendek . Sebab, lima paket kebijakan Bank Indonesia dan empat paket kebijakan ekonomi pemerintah belum menjawab persoalan jangka pendek. Terbukti pasar keuangan masih bergejolak (KOMPAS)
Ekonomi Indonesia Memang Rapuh
Ekonomi Indonesia sesungguhnya amat rapuh akibat terlalu banyak menelan dana asing bersifat jangka pendek yang masuk pasar finansial. Jika diibaratkan, timbunan dana asing di pasar modal itu serupa lemak jahat yang bisa membuat jantung perekonomian Indonesia berhenti mendadak. Saat hot money keluar, guncanglah ekonomi kita (KONTAN).
Efisiensi APBN Pangkas Belanja Pegawai
Di tengah ancaman krisis ekonomi Indonesia, sejumlah pengamat meminta pemerintah meninjau kembali rencana rekruitmen 60.000 pegawai negeri sipil baru di semua Kementerian dan Lembaga Negara, mengingat beban defisit dalam RAPBN 2014 semakin membengkak. Sementara itu tingkat produktivitas PNS sebagai abdi negara dipertanyakan banyak pihak, terutama yang terkait dengan pelayanan masyarakat (NERACA).
RI Belum Siap Tinggalkan Industri Padat Karya
Indonesia dipastikan belum siap meninggalkan industri padat karya dan beralih ke industri berbasis teknologi tinggi. Kalau transformasi tersebut dipaksakan, jumlah pengangguran akan meningkat drastis (INVESTOR DAILY).
Dua Sektor Industri Dikeluarkan dari DNI
Pemerintah akan mengeluarkan dua sektor industri dari Daftar Negatif Investasi (DNI) tahun ini. MS Hidayat, Menteri Perindustrain, mengatakan dua sektor tersebut diizinkan untuk melakukan perluasan dari kapasitas yang ada saat ini (INDONESIA FINANCE TODAY).