Bisnis.com, JAKARTA—Sejumlah media nasional hari ini, Selasa (20/8/2013), menyoroti soal terpuruknya indeks harga saham gabungan (IHSG) dan crash di pasar keuangan kendati pemerintah mengaku tidak khawatir.
Pemerintah Belum Khawatir
Indeks harga saham gabungan terpuruk paling dalam di kawasan Asia pada akhir perdagangan Senin (19/8). Nilai tukar rupiah juga melemah, yaitu Rp10.600 per dolar AS. Namun, pemerintah melalui menteri keuangan mengaku belum terlalu khawatir dengan kondisi itu (KOMPAS).
Periode Genting Ekonomi Indonesia
Ini masa-masa genting bagi Indonesia. Sumbunya berasal dari crash di pasar keuntungan Indonesia. Kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok 5,58% ke level 4.313,52 (KONTAN).
Lampu Kuning Bursa Saham Indonesia
Belum lama pasar modal Indonesia merayakan HUT ke-36, suasana perdagangan saham di bursa Efek Indonesia (BEI) mulai panik pasca libur PLebaran. Dalam penutupan kemarin indeks garga saham gabungan (IHSG) turun drastis hingga 255,136 poin ke level 4.313.518. Kondisi ini merupakan respons negatif terhadap pidato Nota Keuangan dan RAPBN 2014 yang disampaikan Presiden SBY di DPR akhir pekan lalu, dan pengaruh faktor eksternal (NERACA).
Gejolak Pasar Hanya Sementara
Kejatuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) hanya bersifat sementara, karena beberapa indikator ekonomi makro bakal membaik dan Bank Indonesia (BI) akan terus menjaga kestabilan rupoiah. Hingga akhir 2013, IHSGF mssih berpeluang mencapai level 5.000. Namun, jika kepercayaan pasar memburuk, IHSG bisa anjlok ke kisaran 3.950-4.250 (INVESTOR DAILY).
“IHSG Terperosok Paling Dalam”: Kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi sebesar 5,58% menjadi 4.313,58 poin dan tercatat sebagai pasar saham dengan koreksi paling dalam pada perdagangan kemarin. Kalangan analis menilai pelemahan IHSG merupakan dampak dari depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan respons atas wacana pengurangan stimulus oleh bank sentral AS (INDONESIA FINANCE TODAY).