Bisnis.com, JAKARTA - Para elit Partai Demokrat menepis tudingan bahwa aliran dana gratifikasi di sektor minyak dan gas yang melibatkan Kepala SKK Migas (nonaktif) Rudi Rubiandini berujung pada partai penguasa tersebut.
"Apa yang mau ditanyakan? Tidak ada kaitannya sama sekali dengan Partai Demokrat. Lagipula di konvensi ada bendahara," ujar Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Sabtu (17/8/2013).
Sebelumnya, tudingan tersebut dilontarkan Deviardi atau Ardi yang tertangkap tangan oleh KPK saat mengantarkan uang suapan ke kediaman Rudi di Jl. Brawijaya, Jakarta Selatan, Selasa (13/8/2013) malam hingga Rabu (14/8/2013) dini hari.
Menurut Ardi yang belakangan diketahui masih memiliki hubungan kekerabatan dengan pengurus DPP Partai Demokrat Achsanul Kosasih, dana suap di sektor migas tersebut masih terkait dengan rencana penyelenggaraan konvensi PD.
"Siapa dia? Dia bukan orang Demokrat. Meskipun mungkin anggota, jika bukan pejabat teras tidak punya otoritas untuk cari dana," tegasnya.
Syarief menegaskan bahwa proses hukum terkait kasus tersebut masih berlangsung. Berbagai pengakuan yang muncul pun, ujarnya, masih belum jelas.
"Yang penting kita ikut bukti-bukti saja. Kita serahkan ke penegak hkum. Yang jelas tidak ada kaitannya dengan Demokrat," tegasnya.