Bisnis.com, MEDAN - Bank Indonesia diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate 6,5% hingga akhir 2013.
Pengamat Ekonomi Universitas Negeri Medan Muhammad Ishak memprediksi BI akan menahan BI rate di level 6,5%. BI diprediksi akan memilih untuk melakukan kebijakan non moneter dibandingkan menaikkan BI Rate.
"BI rate tidak akan ada perubahan, karena efektifitas BI Rate sifatnya jangka panjang dan tidak bisa langsung," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (14/8/2013).
Dia mengatakan angka BI rate akan naik apabila pada September mendatang terdapat kecenderungan kenaikan harga bahan pokok. Namun, dalam sejarahnya pada bulan-bulan setelah Lebaran tidak ada lagi kenaikan harga yang sporadis.
Untuk itu, BI rate diprediksi akan tetap dipertahankan hingga akhir tahun. Terlebih lagi BI rate terbukti tidak berdampak langsung terhadap inflasi. Sebab, inflasi lebih dipengaruhi oleh kenaikan harga kebutuhan pokok.
Inflasi Juli yang mencapai 3,2% dinilai dipengaruhi oleh perilaku masyarakat. Secara teoritis BI rate dapat menekan inflasi, namun pada kenyataannya pelaku bisnis melihat kepentingan individu masing-masing sehingga tidak berkorelasi dengan BI rate.
"Kalau begitu BI rate tidak efektif kecuali kalau inflasi naik dari sektor non kebutuhan pokok. Yang bisa menekan inflasi hanya produksi dan distribusi," paparnya.
Peningkatan BI rate juga dinilai tidak mempengaruhi ekspansi kredit pebankan. Pada kenyataannya perbankan nasional lebih melihat kondisi pasar. Meskipun BI rate naik, jika kondisi ekonomi dalam negeri sedang bagus, perbankan akan tetap menyalurkan kredit.