Bisnis.com, MEDAN - Bandara Internasional Kuala Namu (KNIA) baru pertama kalinya melayani arus mudik dan balik Lebaran 2013. Secara umum, pelayanan bandara yang diklaim terbesar kedua di Indonesia itu dinilai masih kacau oleh para pemudik.
Muhammad Zainussani, pegawai BUMN dari Rantau Prapat yang mudik ke Bandung, Jawa Barat, mengaku was-was pertama kali mudik melalui bandara berkode KNO tersebut. Dia harus mencari informasi melalui Internet karena belum terbiasa dengan bandara yang berjarak 1 jam dari Medan itu.
Zain mudik pada Senin (6/8/2013), menggunakan kereta api dari Rantau Prapat sejak pagi dan tiba di Stasiun Besar Medan pada petang hari. Dia langsung memesan tiket KA khusus bandara ARS dengan merogoh kocek Rp80.000 dan mendapatkan jadwal Selasa (7/8/2013) pukul 04.00 WIB.
Tiket ditangannya yang telah dibeli adalah Lion Air tujuan Bandung dengan penerbangan paling pagi pada pukul 05.10 WIB. Dia masih memiliki waktu semalaman di Medan sebelum menuju bandara. Malam sebelum penerbangan, dia melakukan check-in via Internet karena takut terlambat saat check-in di KNIA.
Meskipun tiket KA ARS telah ada di tangannya, Zain masih bimbang. Pasalnya, jeda antara KA ARS dengan penerbangan hanya satu jam. Dia takut KA ARS mengalami keterlambatan, sehingga dia mencoba menghubungi jasa taksi bandara.
Saat menghubungi salah satu perusahaan taksi, dia tersentak kaget. Untuk memesan taksi ke bandara maksimum penjemputan 3 jam sebelum penerbangan. Artinya, jika dia terbang pada pukul 05.10 WIB, taksi paling lambat menjemput dia pada pukul 02.00 WIB.
Akhirnya dia urung memesan taksi. Zain mengandalkan jasa KA ARS dan berdoa agar perjalanan KA ARS tidak mengalami kendala. Pukul 04.30 WIB, dia mulai berkemas dari Jalan Patimura Medan menuju ke stasiun KA. Kondisi stasiun KA ARS sudah ramai pemudik.
Beruntung KA ARS tiba di KNIA tepat waktu. Setengah berlari Zain menuju boarding lounge. Bingung, tanda-tanda penunjuk arah di KNIA belum banyak. Belum lagi di stasiun KA ARS di KNIA lampu padam, gelap.