TOKYO – Jepang kembali melancarkan protes keras terhadap China setelah kapal-kapal Negeri Panda itu terlihat berada di wilayah perairan Negeri Sakura selama lebih dari 24 jam pada Kamis (8/8/2013).
Hubungan antara kedua raksasa Asia Timur itu telah menegang selama berbulan-bulan.
Hal itu terutama disebabkan oleh sengketa atas sekelompok kepulauan di Laut China Timur. Jepang menyebut kepulauan itu dengan julukan Senkaku, sedangkan China menamainya Diaoyu.
Perdana Menteri Shinzo Abe sebenarnya telah berniat untuk memperbaiki hubungan dengan raksasa ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Dia berniat mengadakan dialog dengan Tiongkok, meskipun pihaknya menolak berbagai kondisi yang disyaratkan oleh Beijing.
Kapal-kapal China sebelumnya telah terlihat di sekitar kepulauan tak berpenghuni itu, yang kini dikendalikan oleh Jepang tetapi diklaim oleh kedua belah pihak. Akan tetapi, biasanya kapal-kapal China hanya berlayar di sekitar wilayah sengketa itu selama beberapa jam saja.
“[Tindakan China itu] Sangat disesalkan dan benar-benar tidak dapat diterima,” ujar Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga dalam sebuah konferensi di Tokyo.
Dia mengatakan Jepang telah memanggil utusan dari Kedutaan Besar China awal Kamis ini untuk memprotes dengan tegas dan meminta kapal-kapal tersebut untuk segera meninggalkan wilayah sengketa itu. Para penjaga pantai Jepang mengatakan kapal-kapal tersebut pada akhirnya menarik diri sekitar siang.
Berdasarkan sebuah jajak pendapat yang diadakan oleh China Daily dan lembaga think-tank Jepang Genron NPO, 92,8% warga China pada 2013 memiliki sentimen negatif terhadap Jepang, atau 28% lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Itu merupakan presentase tertinggi seak 2005.
Jajak pendapat yang dirilis baru-baru ini juga menunjukkan 90,1% warga Jepang memiliki sentimen negatif terhadap China, atau naik dari level 84,3% dari tahun lalu. Kedua belah pihak menyebut isu sengketa kepulauan sebagai alasan utama sentimen tersebut.