Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terbakar, Bandara Internasional Kenya Lumpuh di Puncak Musim Wisata

Bisnis.com, NAIROBI – Kenya terpaksa menutup bandar udara internasional utama mereka, Jomo Kenyatta International Airport, serta mengalihkan penerbangan ke kota-kota lain setelah kebakaran hebat terjadi di terminal kedatangan pada Rabu (7/8/2013).

Bisnis.com, NAIROBI – Kenya terpaksa menutup bandar udara internasional utama mereka, Jomo Kenyatta International Airport, serta mengalihkan penerbangan ke kota-kota lain setelah kebakaran hebat terjadi di terminal kedatangan pada Rabu (7/8/2013).

Otoritas Bandara Kenya yang berbasis di Nairobi memastikan para penumpang di Jomo Kenyatta berada dalam kondisi aman dan keseluruhan fasilitas telah dievakuasi. Sementara itu, Palang Merah Kenya melansir sebuah foto di Twitter yang menunjukkan bangunan utama dari bandara itu diselimuti oleh api, dengan asap hitam membumbung di atasnya.

“Apinya sangat besar dan kami menerima banyak bantuan, tetapi api sudah terlanjur menjalar ke terminal kedatangan,” ujar Mutea Iringo, Sekretaris Utama di Departemen Dalam Negeri dan Koordinasi Pemerintah Nasional.

Dia menjelaskan terminal kedatangan dan imigrasi di bandara tersebut benar-benar hancur, akibatnya bandara internasional Kenya terpaksa ditutup total.

Kenya memasok sepertiga dari bunga segar yang dijual di Eropa dan menggantungkan ekspor hortikultura mereka untuk mendapatkan pendapatan nilai tukar asing senilai 90 miliar shilling (US$1 miliar) per tahun.

Bandara Jomo Kenyatta sendiri memiliki kapasitas untuk menangani 200ribu metrik ton kargo per tahun, termasuk produk-produk barang segar. Berdasarkan data dari Biro Statistik Nasional Kenya, sekitar 355.870 pengunjung menggunakan bandara itu pada Mei.

Menteri Transportasi Michael Kamau mengatakan kebakaran terdeteksi pada pukul 5 pagi waktu setempat, pada saat jam sibuk bagi lalu lintas penerbangan. Dia menambahkan saat ini merupakan puncak musim wisata di Kenya. Sektor pariwisata sendiri telah menjadi tumpuan kedua bagi pendapatan negara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Others
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper