Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Jepang, Kuroda Khawatir Penaikan Pajak Penjualan Berefek Buruk

Bisnis.com, TOKYO—Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda sedikit khawatir apabila rencana kenaikan pajak penjualan yang diterapkan tahun depan membawa dampak buruk bagi proses pemulihan ekonomi Jepang.“Kenaikan pajak dengan 2 tahap tidak

Bisnis.com, TOKYO—Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda sedikit khawatir apabila rencana kenaikan pajak penjualan yang diterapkan tahun depan membawa dampak buruk bagi proses pemulihan ekonomi Jepang.

“Kenaikan pajak dengan 2 tahap tidak akan membawa pukulan besar bagi pertumbuhan ekonomi Jepang,” ujar Kuroda, Senin (29/7). Akan tetapi, dia menilai penurunan ekonomi di luar negeri merupakan faktor pembawa risiko terbesar bagi prospek aktivitas ekonomi dan harga di negara Asia Timur itu.

Komentar tersebut merupakan bentuk gambaran yang paling jelas tentang dampak potensial dari kenaikan pajak di Jepang.

Pernyataan itu juga dibuat hanya beberapa pekan sebelum pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe memutuskan apakah mereka harus maju dengan tahap pertama, yaitu menaikkan pajak konsumsi dari 5% menjadi 8% pada April 2013. Adapun kenaikan tahap kedua sebesar 10% akan dilakukan pada Oktober 2015.

Berdasarkan perkiraan median dari 23 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg, Pemerintah Jepang membutuhkan stimulus setidaknya sebesar 5 triliun yen (US$51 miliar) guna menopang perekonomian dari efek negatif kenaikan pajak konsumsi.

 

Menurut laporan surat kabar Nikkei, Abe telah mendesak pemerintah untuk mempelajari dampak dari berbagai opsi untuk menaikkan pajak penjualan terhadap perekonomian. Adapun 4 opsi yang ditawarkan pemerintah mencakup menaikkan pajak sebagaimana direncanakan atau membekukan pajak untuk saat ini.

Berdasarkan nilai tengah dari survei terhadap 9 anggota dewan BoJ, jika pemerintah tetap menaikkan pajak, proyeksi pertumbuhan dari bank sentral tetap berada pada level 1,3% untuk tahun fiskal mendatang yang dimulai pada April.

Berkah Abenomics

Sementara BoJ memperdebatkan rencana kenaikan pajak oleh pemerintah, proses pemulihan ekonomi melalui strategi Abenomics mulai membuahkan hasil yang dapat dinikmati oleh para pelaku manufaktur mulai dari Toyota Motor Corp. hingga Sony Corp.

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Bloomberg, 14 dari 27 perusahaan terbesar di Negeri Sakura diperkirakan meraup keuntungan tahunan yang lebih besar dari proyeksi mereka sendiri, yaitu di kisaran lebih dari 5%.

Menurut UBS AG, pendapatan bersih bagi perusahaan-perusahaan yang menjual barang ke luar negeri dapat melonjak sebesar 75% dari tahun sebelumnya. Sementara itu,  pendapatan bersih bagi perusahaan-perusahaan yang berorientasi domestik dapat mencapai 33%.

Dorongan Abe untuk mengakhiri deflasi selama 15 tahun melalui kebijakan pelonggaran moneter dan stimulus fiskal telah menguntungkan para pelaku manufaktur. Hal itu terjadi karena nilai tukar yen melemah 5% terhadap dolar Amerika Serikat pada kuartal lalu dan sekitar 20% dalam 12 bulan terakhir.

“Abe menunjukkan peluru yang sebenarnya,” ujar Ichiro Takamatsu, fund manager Bayview Asset Management Co. di Tokyo. Menurutnya, perusahaan-perusahaan Jepang akan melaporkan angka pendapatan yang lebih kuat berkat lemahnya nilai tukar yen.

Berdasarkan nilai tengah dari 23 analis yang disurvei Bloomberg, Toyota—selaku salah satu produsen mobil terbesar di dunia—diperkirakan dapat melampaui proyeksi pendapatan bersih sebesar 21% mereka pada tahun fiskal ini.

Sementara itu, nilai rata-rata dari 16 analis menyatakan Sony dapat mendongkrak laba tahunan sebesar 28% atau sekitar 55 miliar yen. Produsen telepon seluler pintar yang berbasis di Tokyo itu akan mengumumkan laporan pendapatan kuartal I/2013 pada 1 Agustus. (Bloomberg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper