Bisnis.com, JAKARTA - Para petinggi keuangan dunia sedang mencari upaya untuk mendukung pemulihan ekonomi, tanpa menggangu pasar seperti yang ditempuh China dengan aturan yang membatasi perbankan.
G-20 akan menempuh upaya 'penyesuaian hati-hati dan komunikasi yang nyambung' agar Amerika Serikat dan Jepang tidak terjadi kerusakan yang sifatnya cross-border ketika mereka mulai menarik stimulus. Demikian hasil dalam 2 hari pertemuan pejabat tinggi keuangan di Moskow pada Sabtu (20/7).
Mereka pasti akan bergerak lebih cepat menuju penerapan sistem nilai tukar yang bebas ditentukan oleh pasar, menyusul perubahan di internal perbankan China.
"Upaya China mungkin menjadi salah satu penolong pasar," ujar Lena Komileva, ekonom kepala pada G+ Economics yang berbasis di London.
Menurutnya, pasar global sangat didominasi oleh efek kupu-kupu. "Jika the Fed mengubah kebijakan domestik terkait dengan kondisi ekonomi AS, sudah pasti akan memberikan dampak global," tegasnya.
Kelompok G-20 meminta perhatian dari negara-negara emerging-market untuk membentengi diri terhadap gelombang guncangan bilamana pertumbuhan ekonomi AS benar-benar mendukung kebijakan the Fed yang hendak memangkas pembelian surat utang.
Hal lain yang perlu mendapatkan perhatian ekstra adalah setiap negara semaksimal mungkin menghindari kebijakan devaluasi mata uang dengan tujuan bisa lebih bersaing. (Bloomberg)(Foto:wsj)