TOKYO—Para ekonom merevisi proyeksi bahwa Bank of Japan (BoJ) diyakini tidak akan meneruskan pelonggaran moneternya tahun ini seiring dengan pertanda bahwa pemulihan ekonomi Negeri Sakura berpotensi memicu inflasi.
Sebanyak 13 dari 20 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan BoJ tidak akan meneruskan pelonggaran dalam 6 bulan ke depan. Padahal, pada Mei mereka menilai bank sentral Jepang itu akan mempertahankan pelonggaran.
Para analis juga menilai dewan bank sentral Jepang akan mempertahankan skala pembelian obligasinya dalam pertemuan 2 hari yang dimulai pada Rabu (10/7).
Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda menerapkan langkah tambahan untuk meredam volatilitas pasar obligasi pada Juni. Dia meyakinkan para analis dan investor bahwa bank sentral akan menahan diri dari penambahan stimulus setelah memulainya sejak April.
Proyeksi pertumbuhan Jepang akan diumumkan pada akhir pekan ini dalam rapat kebijakan yang akan memberi gambaran pada dewan tentang seberapa cepat Kuroda dan Perdana Menteri Shinzo Abe mendorong pencapaian tujuan inflasi sebesar 2%.
“BoJ sangat enggan untuk mengambil langkah sekecil apapun,” ujar Yoshiki Shinke, Kepala Ekonom Dai-ichi Life Research Institute, seperti dikutip Bloomberg.
Dia menambahkan bank sentral akan mempertahankan pelonggaran untuk sementara waktu, kecuali jika ada hal besar yang memaksa mereka untuk mengubah penilaian ekonomi.