Bisnis.com, SURABAYA--Perhimpunan Pengusaha Tionghoa Indonesia (PPTI) akan memperkenalkan batik di pameran industri di China sebagai bagian edukasi konsumen dan penguatan usaha mikro kecil dan menengah di Tanah Air.
Wakil Ketua dan Ketua Pelaksana Perhimpunan Pengusaha Tionghoa Indonesia Alim Markus menguraikan akan memberi ruang khusus bagi batik di stan miliknya.
"Maspion kan ada stan [di Canton Fair], nanti batik tulis akan dipajang di sana," jelasnya di sela-sela pertemuan perwakilan pemerintah China dengan pengusaha Indonesia di Surabaya, Senin (8/7/2013).
Pertemuan yang dihadiri Konsulat Jenderal RRT di Surabaya, Wang Huagen dan wakil presiden pusat perdagangan ekspor China Ma Chunzhi sedianya membahas Canton Fair ke-114 Oktober mendatang. Namun, dalam dialog anggota PPTI meminta bagaimana bila sektor usaha kecil di Indonesia diberi wadah, salah satunya batik.
"Kalau diberi wadah di pameran maka orang sana kenal kalau di Indonesia ada batik," jelas Chandra Wurianto Wow, Wakil Ketua PPTI Jawa Timur.
Dia menilai ketika warga China kenal batik maka saat berkunjung ke Indonesia diharapkan bisa membeli. Terlebih batik tulis salah satu produksi khas.
Meski demikian, lanjutnya, edukasi pasar luar negeri itu bersaing ketat dengan produk asal Malaysia, Kamboja, Birma dan Thailand.
Sementara terkait dengan perdagangan Indonesia-China, perhimpunan mencatat ada 7.000 pengusaha asal Indonesia berkunjung ke Canton Fair yang digelar setahun dua kali itu. Mereka sebagian besar belanja alat-alat industri, seperti mesin. Jumlah pengusaha yang melawat ke Canton diprediksi mencapai 10.000 orang tahun ini.
Ma Chunzhi bahkan menyebutkan pembeli asal Indonesia di pameran per enam bulan itu 202.000 orang. Jumlah itu peringkat ketujuh dibanding negara lain di dunia. "Kami juga promosi juga ke Bali dan Jakarta, diharapkan jumlah itu meningkat," urainya.
Wang Huagen menyebutkan nilai transaksi perdagangan China-Indonesia triwulan pertama 2013 US$22,4 miliar naik 10% dibanding periode sebelumnya. Sedangkan hingga akhir tahun nilai transaksi ditargetkan US$80 miliar.
Pameran, lanjut dia, memajang industri mesin, makanan, hingga fashion. Diharapkan kegiatan itu meningkatkan transaksi perdagangan luar negeri.