Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KONFLIK SURIAH: Kelompok Oposisi Pilih Ahmad Jarba Sebagai Presiden

BISNIS.COM, ISTANBUL--Kelompok oposisi Suriah, Koalisi Nasional, memilih Ahmad Jarba sebagai presiden setelah pemungutan suara lanjutan diselenggarakan di Istanbul, Turki, Sabtu (6/7/2013).

BISNIS.COM, ISTANBUL--Kelompok oposisi Suriah, Koalisi Nasional, memilih Ahmad Jarba sebagai presiden setelah pemungutan suara lanjutan diselenggarakan di Istanbul, Turki, Sabtu (6/7/2013).

Jarba, tokoh suku dari Provinsi Hasaka di bagian timur negeri tersebut, dipandang memiliki hubungan erat dengan Arab Saudi.

Dia mengalahkan calon kuat lain, pengusaha Mustafa Sabbagh --yang mendapat dukungan Qatar.

Pengumumnan itu disampaikan oleh oposisi dalam satu taklimat di Hotel Gonen, sebelah barat Istanbul, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu malam.

Kelompok oposisi Suriah sebelumnya dilaporkan menghadapi kebuntuan dalam memilih pemimpin baru, saat 114 anggota penting memulai hari ketiga pertemuan mereka pada Sabtu di Istanbul, Turki.

Di antara kelima calon bagi ketua baru adalah Ahmad Jarba, yang memiliki hubungan dengan Arab Saudi, dan Mustafa Sabbagh, Sekretaris Jenderal Koalisi yang mendapat dukungan Qatar.

Namun, tak seorang pun dari kedua tokoh tersebut berhasil meraih mayoritas suara pada babak pertama pemilihan.

Oposisi Suriah telah lama terpecah akibat pandangan yang berbeda antara blok dukungan Arab Saudi, blok Ikhwanul Muslimin dan anggota yang didukung Qatar.

Mantan pemimpin koalisi itu meletakkan jabatan beberapa bulan lalu akibat perbedaan pendapat mengenai potensi pembicaraan dengan Pemerintah Damaskus.

Pada Selasa (2/7) Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengatakan AS dan Rusia berjanji akan menyelenggarakan konferensi perdamaian mengenai Suriah, tetapi mungkin setelah Agustus.

Konflik Suriah berkecamuk antara pasukan yang setia kepada Pemerintah Presiden Bashar al-Assad dan mereka yang berusaha menggulingkannya.

Konflik tersebut meletus pada 15 Maret 2011 dan telah menewaskan lebih dari 90.000 orang. (ra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rustam Agus
Editor : Rustam Agus
Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper