BISNIS.COM, JAKARTA—Deklarasi pencalonan Wiranto-Hary Tanoe Tanoesoedibjo sebagai presiden dan wapres 2014 dari Partai Hanura menuai protes dari kalangan internal partai karena prosesnya dinilai potong kompas tanpa perhitungan matang
Pendiri sekaligus tokoh senior Partai HanuraFuad Bawazier kepada wartawan Kamis (4/7/2012) mengaku tidak happy dengan pencalonan pasangan tersebut karena 'menabrak' prosedur.
Menurutnya, pemasangan Hary Tanoe sebagai capres mengesankan partai bernomor urut 10 pada Pemilu 2014 ini telah diperdagangkan, tapi perhitunganmya tidak matang.
“Hanura itu partai kecil seharusnya mengambil calon wapres berkoalisi dengan partai lain, sehingga syarat pencalonan [presidential threshold] 20% bisa terpenuhi,” tegasnya.
Mantan menkeu itu menambahkan pengabaian prosedur yang ditempuh Hanura adalah penetapan calon wapres tidak melalui Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) partai. “Padahal AD/ART partai mengamanatkan masalah penting dan strategis harus diputuskan melalui Rapimnas.”
Untuk menetapkan wapres, lanjutnya, Partai Harura seharus mengurkur bagaimana dedikasi sang calon, tingkat ketokohannya dan sosialisasinya. Bukan karena pertimbangan calon tersebut seorang pengusaha yang punya jaringan informasi kuat.
“Terus terang orang tidak happy [dengan pencalonan Wiranto-Hary Tanoe],” ujar Fuad seraya menambahkan banyak orang, khususnya kader Hanura, yang menyatakan hal itu secara diam-diam.
Tak Salah
Tapi, Ketua DPP Partai Hanura Sarifuddin Sudding menilai tidak ada yang salah dari pencalonan Wiranto-Hary Tanoe.
Menurutnya, Rapimnas 2013 Hanura telah memutuskan untuk pencalonan wapres diberikan kewenangan penuh kepada Wiranto selaku capres untuk memilih pendampingnya.
“Jadi apa yang sudah dideklarasikan sudah final. Jangan melihat Pak Hary Tanoe sebagai pengusaha, tapi lihatlah visi dan misinya,” jelas anggota Komisi III DPR di Metrotv tadi malam.