Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BENCANA ASAP: Woow, Ada 1.938 Titik Panas, Ini Lokasinya

BISNIS.COM, PEKANBARU --  Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan satelit pemantau cuaca dan panas bumi mendeteksi 1.938 titik panas yang diduga sebagai peristiwa kebakaran lahan di daratan Sumatra. "Jumlah tersebut

BISNIS.COM, PEKANBARU --  Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan satelit pemantau cuaca dan panas bumi mendeteksi 1.938 titik panas yang diduga sebagai peristiwa kebakaran lahan di daratan Sumatra.

"Jumlah tersebut merupakan jumlah total sepanjang 1 hingga 24 Juni 2013," kata Analis BMKG Stasiun Pekanbaru Yudhistira Mawaddah Warahma, Selasa sore (24/6).

Satelit tersebut menurut dia, mendeteksi terbanyak kemunculan titik panas berada di Provinsi Riau dengan jumlah mencapai 1.386 titik di mana terbanyak terdeteksi pada Senin (24/6) dengan jumlah sedikitnya 263 titik.

Adapun  sisanya sebanyak 552 hotspot terdeteksi berada di sebanyak sembilan provinsi lainnya di Sumatra, seperti Provinsi Jambi ada sekitar 157 titik.

Kemudian di Provinsi Sumatera Utara, demikian Yudhis, sepanjang Juni 2013, NOAA juga mendeteksi sebanyak 138 "hotspot".

Di Sumatra Selatan, menurut satelit juga terdapat sebanyak 89 titik panas, Sumatera Barat (70 titik), Aceh (37), Bengkulu (24), Bangka Belitung (15), Lampung (11), serta di Kepulauan Riau hanya ada dua titik panas.

Khusus di Riau, demikian Yudhistira. titik panas terparah selama Juni berada di Kabupaten Rokan Hilir, yakni mencapai 368 titik, kemudian di Kabupaten Pelalawan ada sebanyak 234 titik.

Kemudian hotspot juga terdeteksi berada di Kabupaten Bengkalis ada sekitar 168 titik, Siak (167), Rokan Hulu (119), Indragiri Hilir (88), Indragiri Hulu (74), Kampar (63), Dumai (48), Kuantanh Singingi (40), serta Kabupaten Kepulauan Meranti ada sekitar 11 titik dan Kota Pekanbaru ada sebanyak enam titik.

Menurut Yudhistira, kemunculan titik panas di Sumatera khususnya di Provinsi Riau pada Juni 2013 jenderung meningkat.

Hal itu menurut dia, selain disebabkan cuaca yang telah masuk ke musim kemarau, juga karena adanya gangguan pembentukan badai tropis di beberapa titik berdekatan dengan Pulau Sumatera, seperti di wilayah perairan Natuna dan di Laut Cina Selatan sekitar wilayah perairan Filipina.

"Daerah tekanan rendah tersebut yang kemudian menarik massa udara hingga pembentukan awan-awan penyebab hujan menjadi sangat minim. Bahkan akibatnya, temperatur udara menjadi meningkat dan terasa sangat panas," katanya.

Pantauan Antara, kemunculan titik panas yang ternyata sebagian besar merupakan peristiwa kebakaran lahan gambut tersebut mengakibatkan sebagian besar wilayah Riau dilanda kabut asap pekat.

Penurunan kuwalitas udara dikabarkan terparah terjadi di Kabupaten Bengkalis dan Kota Dumai, bahkan akibat pencemaran udara ini, alat Indeks Standar Polutan Udara (ISPU) milik PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) sempat menunjukan angka 900 polutan standar indeks khusus di Kota Dumai. (Antara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper