BISNIS.COM, JAKARTA - Dewan Transportasi Kendaraan Bermotor Jakarta (DTKJ) menyatakan penaikan harga BBM bersubsidi membuat biaya operasional kendaraan (BOK) melambung menjadi Rp5.000 per penumpang.
Ketua DTKJ Azas Tigor Nainggolan besaran itu meningkat 42% dari sebelum ada penaikan harga BBM bersubsidi pada kisaran Rp3.500 per penumpang. Namun DTKJ mengusulkan kenaikan tarif angkutan umum hanya Rp500 menjadi Rp2.500 per penumpang atau hanya 50% dari BOK.
Untuk memenuhi BOK diharapkan pemerintah daerah membuat kebijakan subsidi atau insentif kepada pengusaha angkutan umum. Misalnya menggratiskan biaya KIR, menghapus retribusi terminal serta diupayakan angkutan umum bebas pungutan liar.
“Kami merekomendasikan kenaikan tarif menjadi Rp2500 per penumpang karena tarif Rp2.000 saja sudah tidak ada penumpang. Tetapi kami minta pemerintah membuat kebijakan entah subsidi atau insentif untuk menutup BOK,” ujar Tigor saat dihubungi, Senin (24/6/2013).
Adapun rekomendasi teknis lainnya, Pemprov DKI diminta berperan dalam meremajakan bus dengan menanggung bunga pinjaman bank, membebaskan pajak bea masuk suku cadang dengan melobi pemerintah pusat, dan mengevaluasi trayek yang sudah ada.
Beberapa rekomendasi ini akan disampaikan Tigor dalam rapat bersama Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Organda hari ini. Dewan transportasi juga meminta pemerintah tidak mendiamkan operator angkutan umum untuk menyediakan angkutan umum nyaman dan nyaman.
Kepala Dishub DKI Udar Pristono melakukan penindakan terhadap angkutan yang melakukan penaikan tarif secara sepihak. Dari operasi kemarin sebanyak 30 kendaraan membuat Berita Acara Pemeriksaan dan 3 kendaraan stop operasi.