BISNIS.COM, SURABAYA-Bank perkreditan rakyat di Jawa Timur berencana menaikkan bunga pinjaman sekitar 25 basis poin.
Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia DPD Jawa Timur Hari Wuryanto menguraikan kenaikan bunga kredit itu mungkin efektif triwulan ketiga. "Kami harus mencermati tidak bisa langsung floating," jelasnya, Minggu (23/6/2013).
Hari menguraikan nasabah BPR mayoritas ekonomi kecil sehingga sensitif terhadap kenaikan bunga pinjaman. Oleh karena itu di triwulan ketiga beban setelah bahan bakar naik sudah mulai bisa disiasati masyarakat.
"Kalau gegabah bisa menaikkan kredit macet," tambahnya. Dia menguraikan Jawa Timur menargetkan bisa menjaga non performing loan di kisaran 5% dari rata-rata nasional 5,21%.
Di Jawa Timur terdapat 326 bank perkreditan rakyat. Laporan Bank Indonesia mencatat DPK per April Rp5,03 triliun dari bulan sebelumnya Rp4,98 triliun. Jumlah itu terdiri dari tabungan Rp1,6 triliun dan deposito Rp3,41 triliun.
Aset BPR di kawasan itu Rp8,13 miliar. Adapun NPL BPR di Jatim pada periode yang sama Rp244 miliar dari sebelumnya Rp238 miliar.
Bila dirata-rata berdasar jenis kredit, bunga BPR nasional untuk modal kerja 30,45%, investasi 26,15% dan konsumsi 25,57%. Adapun bunga simpanan pada periode yang sama 4,62% dan deposito 8,33%.
Dalam kesempatan berbeda, Komisaris Bank UMKM Rasiyo menegaskan tidak ada perubahan suku bunga menyusul kenaikan harga BBM. "Tidak ada itu [perintah mengubah suku bunga], masih tetap," jelasnya.
Bank UMKM yang dulu bernama BPR Jatim itu menargetkan menyalurkan kredit Rp1,26 triliun pada 2013 dari tahun lalu Rp934 miliar. Meski kenaikan kredit ditarget tumbuh 34,9%, Pemerintah Jawa Timur meminta bank itu menjaga bunga kredit di bawah 12%.