BISNIS.COM, JAKARTA – United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) mengungkapkan pengungsi atau secara internal melakukan pengungsian ke tempat yang tidak seharusnya mencapai jumlah tertinggi sejak 1994, seiring dengan adanya krisis di Syria.
Berdasarkan laporan Tren Global Tahunan Badan Urusan Pengungsian PBB ini, hingga akhir 2012, lebih dari 45,2 juta orang terpaksa menjadi berpindah ke tempat yang tak seharusnya, naik signifikan dari angka akhir tahun sebelumnya yang hanya 42,5 juta orang.
Angka tersebut termasuk 15,4 juta pengungsi, 937,000 pencari suaka, dan 28,8 juta orang yang terpaksa pergi melintasi perbatasan negara asalnya.
“Perang tetap menjadi penyebab dominan perpindahan tersebut,” demikian laporan UNHCR.
Sekitar 55% dari jumlah seluruh pengungsi yang terdaftar dalam laporan UNHCR berasal dari 5 negara yang mengalami atau terkena dampak perang, yakni Afghanistan, Somalia, Irak, Syria dan Sudan.
Laporan ini juga memaparkan perpindahan baru dalam jumlah yang besar dari Mali, di Republik Demokratik Kongo dan dari Sudan menuju Sudan Selatan dan Ethiopia.
António Guterres, Komisioner Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi dan Kepala UNHCR, mengatakan jumlah tersebut sangat mengkhawatirkan, karena merefleksikan penderitaan individual yang teramat berat.
“Angka itu juga merefleksikan kesulitan komunitas internasional dalam mencegah konflik, dan dalam mencarikan solusi tepat waktu bagi mereka yang membutuhkan,” ucapnya.