BISNIS.COM, JAKARTA—Sejumlah media cetak hari ini, Kamis (20/6/2013), menyoroti berbagai isu beragam, mulai dari naiknya harga bahan kebutuhan pokok akibat rencana penaikan harga BBM bersubsidi, perbaikan infrastruktur yang harus dilakukan kendati anggaran terbatas hingga potensi terkoreksinya saham keuangan.
Kendalikan Harga Pangan
Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak ternyata memicu kenaikan harga bahan kebutuhan pokok, terutama beras, gula pasir, bawang merah, dan tepung terigu, di sejumlah kota. Pemerintah didesak segera mengatasi kenaikan harga bahan kebutuhan pokok tersebut (KOMPAS).
Luas Kebun Dibatasi, Pabrik CPO pun Dibagi
Pebisnis perkebunan kelapa sawit, silakan waswas. Selain berniat membatasi luas perkebunan, pemerintah akan mewajibkan pebisnis minyak sawit membagi saham pabrik minyak sawit ke petani (KONTAN).
Awasi Kongkalingkong Proyek PU
Di tengah rendahnya peringkat daya saing infrastruktur Indonesia, pembangunan infrastruktur di negeri ini harus terus berjalan dengan kualitas pekerjaan yang lebih baik dengan anggaran yang cukup optimal. Tidak ada alasan bagi Menteri PU mengeluhkan minimnya anggaran dalam APBN (NERACA).
RI Belum Mengarah ke Krisis 1998 dan 2008
Indonesia tidak akan terjerumus ke dalam lubang krisis seperti krisis moneter 1997-1998 dan krisis finansial global 2008-2009. Fundamental ekonomi nasional masih cukup kokoh untuk menangkal ancaman krisis global. Kendati rupiah akhir-akhir ini memburuk, sejumlah indikator ekonomi lainnya, seperti inflasi, suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi masih terkelola dengan baik (INVESTOR DAILY).
Saham Keuangan Berpotensi Terkoreksi
Kalangan analis menilai langkah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berpotensi menjadi sentimen negatif bagi saham-saham yang menjadi penggerak utama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Salah satu dari sektor keuangan yang selama ini menjadi salah satu penggerak utama IHSG berpotensi mengalami tekanan paling besar (INDONESIA FINANCE TODAY).