BISNIS.COM, JAKARTA—Sejumlah media cetak hari ini, Senin (17/6/2013), menyoroti berbagai isu ekonomi, terutama menyangkut pengesahan RUU APBN-P terkait penaikan harga BBM bersubsidi.
Selain itu, juga ada isu percepatan daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) dan aksi jual saham para investor asing karena ketidaktegasan pemerintah terkait kebijakan harga BBM bersubsidi.
“Penerbitan DIPA Dipercepat”: Kementerian Keuangan menargetkan daftar isian pelaksanaan anggaran tiap-tiap kementerian dan lembaga negara sudah terbit pekan ini. Langkah percepatan ini penting untuk menindaklanjuti Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun 2013 (KOMPAS).
“Di Atas Kertas Harga BBM Naik”: Hari ini, keputusan nan penting akan lahir dari sidang paripurna DPR. DPR akan mengesahkan RUU tentang APBN-Perubahan 2013 menjadi Undang-undang. Calon beleid anggaran ini akan menjadi dasar bagi pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi (KONTAN).
“DPR Siap Panggil Gubenur BI”: Di tengah komentar banyak kalangan terhadap kenaikan suku bunga BI Rate sebesar 25 basis poin dari 5,75% menjadi 6%, pihak DPR siap memanggil Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo untuk meminta penjelasan atas kebijakan tersebut. Pasalnya, kenaikan suku bunga acuan berdampak luas sekali terhadap beban ekonomi masyarakat dan menggerus daya saing Indonesia di ASEAN (NERACA).
“Pasar Kembali Rebound”: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di bursa Efek Indonesia (BEI) pekan ini diperkirakan kembali rebound dan terus rally menuju level psikologis 5.000. Indeks akan mendapat katalis positif dari persetujuan mayoritas fraksi di DPR terhadap anggaran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) sebagai prasyarat penaikan harga BBM bersubsidi yang rencananya diberlakukan mulai pekan depan (INVESTOR DAILY).
“Asing Jual Saham dan Obligasi Rp26,73 Triliun”: Aksi jual investor asing di pasar saham dan obligasi pemerintah secara kumulatif dalam sebulan terakhir mencapai Rp26,73 triliun. Sinyal dari Bank Sentral AS yang akan menghentikan stimulus moneter dan ketidaktegasan pemerintah dalam menentukan harga BBM bersubsidi menjadi faktor pendorong aksi jual tersebut (INDONESIA FINANCE TODAY).