Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HORTIKULTURA Pakai Pengawet Beracun, Pemerintah China Perintahkan Inspeksi

BISNIS.COM, JAKARTA - Pemerintah China memerintahkan inspeksi nasional menyusul adanya dugaan pemakaian bahan kimia aditif untuk pengawetan produk hortikultura mereka khususnya untuk pengawetan terong, ini merupakan skandal terbaru di sektor makanan

BISNIS.COM, JAKARTA - Pemerintah China memerintahkan inspeksi nasional menyusul adanya dugaan pemakaian bahan kimia aditif untuk pengawetan produk hortikultura mereka khususnya untuk pengawetan terong, ini merupakan skandal terbaru di sektor makanan di negara ini.

Akibat kasus ini, adanya tekanan yang kuat terhadap pemerintah China agar meningkatkan pengamanannya di sektor bahan makanan dan obat-obatan. Wakil Perdana Menteri Wang Yang, menyerukan kampanye khusus utuk merombak industri makanan dan obat-obatan, sekaligus memberikan hukuman yang berat bagi pelanggarnya.

“Keamanan makanan dan obat-obatan memiliki peranan yang penting, baik secara ekonomi maupun politik,” jelasnya, Minggu (16/4/2013).

Sebelumnya, pihak berwenang pada 14 Juni telah menutup 30 pabrik menyusul diketemukannya pemakaian tembaga sulfat industri yang digunakan untuk mengawetkan produk hortikultura ini, hal ini tidak wajar, mengingat tembaga sulfat industri mengandung arsenik, timbal dan juga kadmiun yang berpotensi merusak ginjal.

Pada Mei 2013, Otoritas Provinsi Guangdong, China, wilayah berpenduduk padat, mengatakan telah menemukan lebih dari 40% beras yang beredar dipasaran mengandung kadar kadar kadmium yang.

Otoritas Keamanan Makanan juga memperketat pengawasannya terhadap pengolahan daging ilegal, menyusul adanya dugaan pemanfaatan daging hewan yang sudah mati. Indikasi ini merebak setelah lebih dari 10.000 babi yang telah mati ditarik dari sungai Huangpu di Shanghai pada Maret 2013.

Wang juga mendesak pemerintah daerah agar bertanggung jawab keamanan makanan dan obat-obatan yang berada dalam yuridiksi mereka dan menyerukan departemen terkait agar secara efektif meningkatkan pengelolaan makanan dan keamanan obat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper