BISNIS.COM, BANDUNG--Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jabar menolak keras privatisasi dan komersialisasi kawasan hutan kota Babakan Siliwangi (Baksil) Bandung.
Direktur Eksekutif Walhi Jabar Dadan Ramdan mengatakan pihaknya mengancam akan melakukan aksi bersama warga guna mencegah pendirian bangunan Baksil.
"Ruang terbuka hijau di Bandung saat ini masih minim atau jauh memenuhi angka 30% yang dimiliki publik. Jika Baksil ini dirusak itu artinya sebuah ancaman," katanya saat memberikan orasi Senisasi Seng Siliwangi di Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan Bandung, Sabtu (25/5/2013).
Seperti gencar diberitakan, kawasan hutan Baksil Bandung akan dijadikan restoran oleh PT Esa Gemilang Indah (PT EGI). Wacana ini sudah berlangsung sejak 2011.
Pada 23 Mei lalu warga membongkar benteng seng yang digunakan sebagai batas lokasi yang akan dibangun di kawan Baksil oleh PT EGI. Seng tersebut dilukis oleh sejumlah seniman dan warga dengan kata-kata dan simbol penolakan.
Pemerintah Kota Bandung sendiri memberikan izin mendirikan bangunan (IMB) kepada PT EGI. Hal ini membuat geram warga Kota Bandung.
Dadan menambahkan Baksil merupakan salah satu ruang terbuka hijau di Bandung yang harus diselamatkan oleh semua lapisan masyarakat untuk generasi mendatang.
Menurutnya, dengan diadakannya Senisasi Seng Siliwangi adalah potret, realitas dan sikap masyarakat bahwa Baksil harus tetap dimiliki oleh publik.
"Bagi saya lukisan ini berbicara dan menegaskan satu realitas yang menunjukan betapa warga kota Bandung begitu setia menyelamatkan hutan kota dunia yang ada satu-satunya di kota Bandung," ujarnya.
Acara Senisasi Seng Siliwangi ini dimeriahkan oleh pembacaan puisi, performance dan orasi budaya oleh sejumlah seniman, aktivis dan warga.
Selanjutnya, acara ini akan diadakan selama tiga minggu yang akan diisi oleh sejumlah kegiatan positif berkaitan dengan kampanye selamatkan Babakan Siliwangi.(yop)