BISNIS.COM, WASHINGTON--Amerika Serikat kini sedang meninjau hubungan dagang dengan Myanmar dalam satu langkah yang bisa mengakhiri bea masuk pada ribuan barang dari negara Asia Tenggara itu, kata Pejabat Perwakilan Dagang AS Demetrios Marantis.
Marantis akan mengunjungi negara itu Rabu. Sesaat sebelum keberangkatan Marantis ke Asia pekan lalu, Kantor Perwakilan Dagang AS memprakarsai peninjauan, yang bisa menambahkan kedua Myanmar dan Laos di Sistem Umum Program Preferensi, yang menyediakan perlakuan bebas bea untuk lebih dari 5.000 barang dari 128 negara dan wilayah.
Marantis akan bertemu dengan para pejabat pemerintah dan pemimpin bisnis di Yangon, yang sebelumnya dikenal sebagai Rangoon, dan ibu kota Naypyidaw.
Ulasan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah Obama untuk membantu para pemimpin Myanmar menciptakan lapangan kerja.
Amerika Serikat telah menghargai Myanmar untuk reformasi politik dengan mengangkat sanksi-sanksi lama ekonomi dan mengurangi sebagian besar larangan impor dari negara itu.
Kedua pemerintah baru-baru ini telah menyatakan minatnya dalam "Generalized System of Preferences Program", kata kantor Perwakilan Perdagangan AS dalam setu pemberitahuan Register Federal.
Pemberitahuan itu meminta komentar publik dan menjadwalkan sidang untuk itu pada awal Juni.
Amerika Serikat mengimpor senilai US$275 juta dalam bentuk pakaian dan barang lainnya dari Myanmar pada tahun 2003, sebelum larangan impor dikenakan.
Pada beberapa bulan sejak adanya pencabutan sebagian besar pembatasan, telah ada tetesan impor, termasuk US$100.000 pada Januari dan 200.000 pada Februari. (indo.wsj.com/Antara/Reuters/msb)