Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS VS IRAN: Konglomerat Iran Dikenai Sanksi Atas Tuduhan Pencucian Uang

BISNIS.COM, WASHINGTON-Departemen Keuangan Amerika Serikat memberikan sanksi kepada konglomerat Iran dan bank Malaysia atas tuduhan pelanggaran perdagangan minyak dan pencucian uang miliaran dolar AS untuk Teheran.

BISNIS.COM, WASHINGTON-Departemen Keuangan Amerika Serikat memberikan sanksi kepada konglomerat Iran dan bank Malaysia atas tuduhan pelanggaran perdagangan minyak dan pencucian uang miliaran dolar AS untuk Teheran.

Departemen Keuangan AS menuturkan pengusaha Babak Zanjani menjalankan sebuah jaringan untuk memindahkan minyak dan uang bagi Pemerintah Iran guna menghindari sanksi global atas program senjata nuklir.

Jaringan yang disebut melibatkan sebuah perusahaan yang berbasis di Swiss dan First Islamic Investment Bank yang berbasis di Malaysia itu membantu unit dari perusahaan minyak negara dan Pemerintah Teheran serta Garda Revolusi.

 

AS menjatuhkan sanksi pembekuan aset mereka di negara itu dan melarang individu dan perusahaan AS melakukan bisnis dengan mereka.

 

“Karena sanksi internasional menjadi semakin menyesakkan, Iran terpaksa melakukan teknik kriminal pencucian uang, memindahkan minyak dan uangnya dengan nama palsu,” ujar David Cohen, Wakil Menteri Keuangan untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan Amerika Serikat, seperti dikutip Antara, Jumat (12/4/2013).

Departemen Keuangan mengatakan Zanjani, pimpinan dari Sorinet Group membantu keuangan dan mengelola penjualan minyak.

Selain itu, pengusaha itu menangani hasilnya untuk pedagang minyak Iran yang berbasis di Swiss, Naftiran Intertrade Company, dan induk perusahaannya, National Iranian Oil Co. (NIOC).

AS juga menjatuhkan sanksi kepada Kont Kozmetik, perusahaan berbasis di Turki yang dikendalikan oleh Zanjani dan anak perusahaannya Kont Investment Bank di Tajikistan.

Namun, dalam sebuah wawancara dengan BBC bulan lalu, dia menyangkal memperdagangkan minyak Iran yang bertentangan dengan sanksi global terhadap Teheran.

“Saya tidak membeli minyak mentah Iran. Saya membeli bahan bakar minyak berkualitas rendah untuk dijual ke Malaysia,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : R Fitriana
Editor : Yusran Yunus
Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper