Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CALON GUBERNUR BANK ROSSII: Elvira Nabiullina Tak Ikuti Jejak Haruhiko Kuroda

BISNIS.COM,MOSKWA—Elvira Nabiullina, calon Gubernur Bank Rossii, menolak mengikuti langkah Gubernur Bank of Japan (BoJ) Haruhiko Kuroda yang melancarkan stimulus dan pelonggaran kebijakan moneter secara agresif.Nabiullina, yang dicalonkan oleh

BISNIS.COM,MOSKWA—Elvira Nabiullina, calon Gubernur Bank Rossii, menolak mengikuti langkah Gubernur Bank of Japan (BoJ) Haruhiko Kuroda yang melancarkan stimulus dan pelonggaran kebijakan moneter secara agresif.

Nabiullina, yang dicalonkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, telah mendapatkan dukungan dari parlemen pada Selasa (9/4) waktu setempat untuk memimpin bank sentral Rusia itu mulai Juni 2013 dan menggantikan Sergey Ignatiev yang telah menduduki posisi itu sejak 2002.

Wanita pertama yang akan memimpin otoritas moneter dari negara-negara Grup Delapan (G-8) ini menjanjikan perubahan dan menentang seruan dari bank-bank komersial agar bank sentral memperlonggar kebijakan moneter.

Putin mengatakan (7/4) penempatan mantan Menteri Perekonomian Rusia itu pada tampuk kepemimpinan bank sentral bertujuan agar membantu pemerintah mencapai target inflasi di negara yang sebagian besar masyarakatnya mengkhawatirkan biaya hidup yang tinggi itu.

Nabiullina mengisyaratkan dia akan melanjutkan misi Ignatiev untuk menekan tingkat inflasi meskipun perekonomian tengah kesulitan untuk tumbuh, sebuah kebijakan yang berbeda dari sejumlah gubernur bank sentral baru dari negara G-8 lainnya.

Kuroda dari Jepang dan Gubernur Bank of England (BoE) Mark Carney adalah dua gubernur bank sentral baru yang menerapkan kebijakan yang lebih ambisius dari pendahulunya guna menggenjot pertumbuhan ekonomi, meskipun pada saat yang sama memicu inflasi.

“Pengalaman menunjukkan bahwa keberlanjutan dan kepastian dalam pengambilan kebijakan adalah faktor penting bagi kepercayaan. Dan untuk bidang ini, pendekatan yang tajam tidak dimungkinkan,” kata Nabiullina di hadapan parlemen.

Perubahan kepemimpinan pertama dalam lebih dari satu dasawarsa di Bank Rossii tersebut dilakukan di tengah pelonggaran kebijakan moneter teragresif yang pernah dilakukan oleh bank sentral dari empat perekonomian maju terbesar di dunia.

Federal Reserve Amerika Serikat (AS), BoJ, Bank Sentral Eropa (ECB), dan Bank of England (BoE) bersama-sama menggelontorkaan stimulus dan melonggarkan kebijakan moneter guna menggenjot perekonomian.

Neraca keuangan the Fed di bawah kepemimpinan Ben S. Bernanke telah mencapai rekor tertingginya, yakni US$3,2 triliun, lebih dari tiga kali lipat neraca kauangan bank sentral AS itu pada 2007.

Sementara itu di Eropa, Presiden ECB Mario Draghi telah menjanjikan melakukan apapun untuk mempertahankan euro, termasuk dengan memborong obligasi negara-negara yang bangkrut akibat krisis utang.

Di Inggris, kedatangan Carney dari Bank of Canada (BoC) di BoE pada Juni 2013 bertepatan dengan keinginan pemerintah untuk membuat kewenangan bank sentral lebih fleksibel di Negeri Ratu Elizabeth itu.

Di saat Kuroda menyambut keinginan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk mengakhiri deflasi yang telah berlangsung selama 15 tahun, Nabiullina justru menghadapi tingkat inflasi sebesar 7%.

Tingkat inflasi terus berada di atas 6% yang menjadi batas atas target Bank Rossii dalam 7 bulan terakhir berturut-turut. Berdasarkan estimasi nilai tengah 17 ekonom yang disurvei Bloomberg, inflasi di Rusia baru turun menjadi 5,9% pada kuartal IV/2013. (Bloomberg)(Foto:telegraph.co.uk)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Newswire/A. Puja R. Altiar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper