BISNIS.COM, WASHINGTON-Korea Utara diprediksi hampir tidak mungkin dapat menaklukkan Amerika Serikat dan Korea Selatan dengan senjata nuklirnya.
Meski Korut berkali-kali melancarkan serangan retorika, ancaman dan gerakan simbolis untuk melawan AS dan Korsel, negara itu dinilai tidak mampu mengalahkan AS dan memiliki kemungkinan kecil untuk dapat menang –-atau bahkan bertahan—jika perang kedua melawan Korsel dan AS benar-benar pecah.
Hal tersebut diungkap analis militer Joseph Bermudez, yang melihat kekuatan Korut tidak sebanding dengan kekuatan gabungan Korsel dan AS. Dia menilai bahwa Korut “tidak dapat secara efektif menyerang AS dengan senjata nuklir.”
Dia memaparkan bahwa senjata yang dimiliki oleh Korut hanyalah misil jarak jauh Unha 3, yang sebenarnya tidak dapat diandalkan. Selain itu, tidak ada bukti bahwa misil tersebut dapat diamunisi dengan nuklir.
Mantan Sekretaris Negara AS Colin Powell pun memiliki pendapat yang sama. “Saya tidak melihat ada prospek pecahnya perang [antara Korut melawan Korsel dan AS]. Rekan-rekan sesama pengamat militer di AS juga menilai demikian,” ujar Powell pada sebuah acara di Seoul, Korsel pada akhir Maret.
“Mereka [Korut] menggertak, mereka mengancam, mereka mengatakan apapun yang sebenarnya tidak dapat mereka lakukan.”
Pekan ini, rezim Kim Jong Un di Korut menegaskan bahwa “momen peledakan akan segera datang.” Ia mengancam akan melancarkan serangan nuklir yang lebih kecil, lebih ringan dan terdiversivikasi.
Korut sejauh ini juga telah memindahkan sebuah misil ke pesisir timurnya. Menteri Pertahanan Korsel menduga Korut akan melakukan uji coba peluncuran misil dalam waktu dekat. (Wike Dita Herlinda/Bloomberg)