BISNIS.COM, JERUSALEM-Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk mencegah Iran memiliki senjata nuklir dan terus membuka semua pilihan untuk itu.
Demikian disampaikan Presiden AS Barack Obama dalam satu wawancara dengan stasiun TV Israel, Channel 2, Kamis malam (14/3/2013).
Obama, yang dijadwalkan tiba di Israel pekan depan, mengatakan AS memiliki informasi bahwa Iran masih memerlukan "waktu satu tahun atau lebih" untuk bisa memproduksi senjata nuklir. Namun AS "tak ingin menutupnya".
"Kepentingan kami dan kepentingan setiap orang-lah untuk menyelesaikan masalah ini melalui diplomasi," ia menambahkan sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi. Namun, "jika diplomasi gagal, semua pilihan masih berada di meja".
"Tujuan kami di sini ialah memastikan Iran tak memiliki senjata nuklir yang dapat mengancam Israel dan memicu persaingan senjata di wilayah itu," kata Obama. Ditambahkannya, para pejabat senior di pemerintahnya "menyiapkan seluruh kemungkinan" guna mencegah aspirasi nuklir Teheran.
"(Menteri Luar Negeri AS John) Kerry dan (Menteri Pertahanan Chuck) Hagel memiliki pandangan mendasar yang sama dengan saya bahwa masalah kemampuan nuklir Iran adalah masalah kepentingan keamanan nasional AS, serta kepentingan keamanan nasional Israel," katanya.
Ketika berbicara mengenai kebuntuan dalam proses perdamaian, Obama mengatakan penyelesaian konflik Israel-Palestina takkan bisa dicapai melalui tindakan sepihak, tapi oleh kedua pihak yang duduk bersama dan mengakui masa depan mereka saling berkaitan dan tak terpisahkan.
"Apa yang katakan kepada Bibi dan Abu Mazen ialah satu-satunya penyelesaian adalah masing-masing pihak mau mengakui kepentingan sah pihak lain," kata Obama. Ia merujuk kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.(antara/xinhua/oana)