BISNIS.COM, JAKARTA: Asosiasi Klinik Indonesia (Asklin) akan menata keberadaan klinik-klinik yang ada dan yang dalam proses pendirian, untuk menyambut pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang mulai diberlakukan Januari 2014.
Dokter Eddi Junaidi, Ketua Asklin, mengatakan mulai Januari tahun depan, pemerintah akan memberlakukan pembiayaan kesehatan secara menyeluruh (universal coverage), mulai dari tingkat masyarakat yang tidak mampu sampai kepada yang mampu.
“Untuk mengejar target 2014 tersebut, diharapkan semua klinik sudah mempersiapkan diri dalam menghadapi program yang akan dijalankan BPJS,” ujar Eddi di sela-sela Asklin Indo Clinic Expo (Asklin ICE) 2013, di Jakarta, Sabtu sore (9/3/2013).
Dia mengatakan Asklin ICE 2013 yang berlangsung di JIExpo Kemayoran pada 7-9 Maret ini, diikuti oleh sekitar 300 anggotanya dari seluruh Indonesia. Kegiatan tersebut diisi dengan seminar nasional dan simposium, dan pameran. Tema yang diusung adalah Kesiapan klinik dalam menghadapi sistem pelayanan dengan pembiayaan universal coverage (BPJS).
Melalui kegiatan ini, katanya, Asklin berharap dapat bermanfaat baik bagi klinik maupun pemerintah, serta masyarakat penerima layanan kesehatan.
Menurut dia, tugas organisasinya saat ini cukup berat, dalam menyiapkan anggotanya untuk menghadapi program pemerintah tersebut. “Saat ini ada sekitar 70% dari jumlah klinik yang mencapai ribuan di Indonesia ini, yang dalam proses pembenahan,” ungkap Eddi.
Dia mengatakan banyak dari klinik di negeri ini yang lalai atau terlambat mengurus keberadaannya, atau legalitasnya. “Tapi semua itu bisa dilaksanakan dan diatasi, kalau semuanya mau mengurusnya dan membantu,” tambahnya.
Eddi menjelaskan Asklin baru saja terbentuk satu tahun terakhir. Untuk itu, lanjutnya, perlu menata anggota dan konsolidasi internal. Belum semua klinik yang mendaftarkan diri jadi anggota Asklin. Dia memperkirakan jumlah klinik di Indonesia mencapai sekitar 20.000 unit.