BISNIS.COM, CARACAS—Perusahaan minyak negara Venezuela, Petroleos de Venezuela (Pdvsa) menegaskan semua instalasi pengilangan beroperasi secara normal dan pasokan bahan bakar di dalam negeri terjamin.
Pernyataan tersebut disampaikan kepada publik Venezuela, menyusul wafatnya Presiden Hugo Chavez, Selasa (5/3) karena penyakit kanker yang dideritanya selama 2 tahun.
“Permintaan untuk tenang ditujukan guna menghilangkan rumor dan destabilisasi politik yang disampaikan dalam opini publik,” tulis pernyataan Pdvsa seperti dikutip Reuters, Rabu (6/3).
Kematian Chavez diperkirakan tidak berdampak langsung pada industri minyak negara itu yang merupakan 11 besar eksportir minyak mentah dunia.
Penjualan minyak dari Venezuela memberikan kontribusi lebih dari 95% pendapatan bruto OPEC.
Untuk itu, pengganti Hugo Chavec, yakni Wakil Presiden Nicolas Maduro harus menjaga proyek-proyek yang ada di jalur penting di wilayah Orinoco Belt, sedangkan perubahan dalam tubuh partai masih dapat mencatatkan penambahan modal asing.
Pertumbuhan dalam bisnis perminyakan akan terus terjadi, apalagi usaha patungan pemerintah setempat dengan Chevron dan Repsol Spanyol di Orinoco Belt menambah produksi saat ini sekitar 3 juta barel per hari (bph).
Venezuela adalah negara yang memproduksi minyak terbesar di Amerika Selatan, sebagai empat pemasok terbesar ke Amerika Serikat dan memiliki sumber bahan bakar yang semakin penting bagi China.
Pada 2011, OPEC mengatakan bahwa Venezuela menyusul Arab Saudi sebagai negara dengan cadangan terbesar di dunia minyak mentah.
Proyek Orinoco diharapkan menambah 2 juta barel per hari dari produksinya yang baru melalui penambahan investasi lebih dari US$80 miliar. (*)