JAKARTA—Informasi yang beragam mewarnai fokus pemberitaan di sejumlah media cetak pada hari ini, Rabu (27/2/2013), di antaranya alokasi investasi reksadana pada instrumen saham berpotensi meningkat seiring dengan pertumbuhan pasar modal.
Investor emas
Investasi yang menjanjikan imbal hasil tinggi kembali menelan korban.
Kali ini korbannya adalah nasabah investasi emas di Raihan Jewellery. (Kontan).
Reksadana saham
Fitch Ratings, lembaga pemeringkat internasional menyebutkan alokasi investasi reksadana di Indonesia hingga akhir tahun lalu masih didominasi instrumen fixed income, seperti obligasi.
Departemen Riset Finance Today menilai alokasi investasi reksadana pada instrumen saham berpotensi meningkat seiring pertumbuhan pasar modal. (Indonesia Finance Today).
Ekonomi nasional
Pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih didorong oleh kekuatan ekonomi domestik.
Jika tidak ada kebijakan konkret yang berpihak pada pelaku usaha nasional, termasuk perbankan nasional, kekuatan ekonomi domestik akan semakin banyak dinikmati asing. (Investor Daily).
Bank lokal
Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) pesimis jika perbankan Indonesia tidak mampu bersaing di tingkat regional, seperti kawasan Asia Tenggara (Asean).
Mereka mengklaim kalau PT Bank Mandiri Tbk yang notabene memiliki asset terbesar di Indonesia hanya bertengger di urutan 8 di Asean. (Neraca).
Daging sapi
Keputusan pemerintah mengubah kebijakan pengadaan daging sapi impor, dari semua berbasis perizinan menjadi sistem lelang, dinilai tidak tepat.
Selain memicu inkonsistensi dalam mewujudkan swasembada daging sapi, hal itu juga merugikan peternakan sapi rakyat. (Kompas). (msb)