Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA KABINET SBY: Kepuasan Publik Terus Menurun

Kepuasan Publik terhadap 

Kepuasan Publik terhadap 

Kinerja Kabinet SBY

Survei

Tingkat kepuasan

Januari 2010

52,3%

Oktober 2010

46,5%

September 2011

37,7%

Januari 2013

34,3%

Sumber: LSI

JAKARTA—Kepuasan publik terhadap kinerja kabinet cenderung menurun dari tahun ke tahun. Lingkaran Survei Indonesia menyatakan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja kabinet saat ini hanya 34,3% turun dibandingkan dengan September 2011 yang masih mencapai 37,7%.

LSI mencatat tingkap kepuasan publik terhadap kinerja Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II pada Januari 2010 (100 hari KIB II) sebesar 52,3%. Kemudian kepuasan publik terhadap kabinet turun menjadi 46,5% pada Oktober 2010 lalu turun menjadi 37,7% pada September 2011 dan kembali menurun pada Januari 2013 hanya 34,3%.

Peneliti LSI Ardian Sopa mengatakan jika dibandingkan dengan Januari 2010 dengan saat ini, maka tingkat kepuasan publik terhadap kinerja kabinet turun hingga 18%.

"Kepuasan publik cendreung menurun dari tahun ke tahun, tren menurun dari tahun ke tahun. Ketidakpuasan ini merata bahkan di masyarakat yang dulu memilih SBY-Boediono," ujarnya saat konferensi pers hari ini, Selasa (29/1/2013).

Survei itu dilakukan pada 22-25 Januari 2013 terhadap 1.200 responden di seluruh Indonesia, dengan menggunakan metode multistage random sampling melalui wawancara handset (quick poll). 

Margin of error (kemungkinan naik dan turun dari hasil penelitian itu), katanya, kurang lebih 2,9%. Survei juga dilengkapi dengan riset kualitatif seperti forum group discussion di 7 ibukota provinsi terbesar, wawancara mendalam, dan analisa media nasional.

LSI mencatat ketidakpuasan masyarakat yang tinggal di kota terhadap kinerja kabinet lebih

besar yaitu 66,7% dibandingkan dengan masyarakat yang berada di desa hanya 52,87%.

Bahkan, katanya, ketidakpuasan terhadap kinerja kabinet juga terjadi di partai politik koalisi yaitu Partai Demokrat, Golkar, PPP, PKB, PAN, dan PKS.

LSI mencatat, Partai Demokrat memiliki tingkat kepuasan terhadap kinerja kabinet hanya 42,56%, Golkar 35,81%, PPP 40,06%.

Tentu juga dengan partai oposisi seperti PDIP, Hanura, dan Gerinda yang memiliki rata-rata kepuasan terhadap kinerja kabinet kurang dari 30%.

Sementara itu, pemilih SBY-Boediono yang menyatakan tidak puas terhadap kinerja kabinet hanya 43,18%, pemilih pasangan capres Megawati-Prabowo yang tidak puas dengan kabinet saat ini 62,53%, sedangkan pemilih untuk pasangan Jusuf Kalla-Wiranto 58,17%.

"Ketidakpuasan ini merata di masyarakat yang dulu memilih  pasangan SBY-Boediono pun sekarang menyatakan tidak puas."

Sopa memaparkan beberapa alasan semakin merosotnya kepuasan publik terhadap kinerja kabinet. 

Pertama, katanya, menteri yang berasal dari parpol dinilai lebih fokus mengurusi partai. "Menteri berlatar belakang partai politik memiliki kecenderungan sibuk mengurus partai di tahun politik seperti saat ini."

Penyebab lain, menurutnya, ada beberapa menteri yang tersandung kasus korupsi. Dia menuturkan kasus Andi Mallarangeng (mantan Menpora) yang tersandung kasus Hambalang telah membuat kepuasan publik terhadap kinerja kabinet turun.

Dia menilai penetapan Andi Mallarangeng sebagai tersangka dalam kasus Hambalang diyakini publik merusak kredibilitas kabinet.

Selain itu, lanjutnya, pemilihan menteri dalam kabinet tidak sesuai dengan kompetensi. Dia mencontohkan pengangkatan Roy Suryo sebagai Menpora. 

Menurutnya, hanya 45,48% publik yang menilai penetapan Roy Suryo sebagai Menpora adalah keputusan yang tepat, sedangkan 52,67% menilai hal itu bukan keputusan yang tepat.

LSI menilai semakin lemahnya kepemimpinan  SBY di mata publik juga menjadi penyebab tingkat kepuasan masyarakat terhadap kabinet semakin turun. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper