Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BANJIR JAKARTA: Pasok Buah & Sayur di Pasar Kramat Jati Belum Normal

JAKARTA—Pasokan buah dan sayur di Pasar Induk Kramat Jati masih belum normal pasca banjir yang melanda Jakarta beberapa waktu lalu.

JAKARTA—Pasokan buah dan sayur di Pasar Induk Kramat Jati masih belum normal pasca banjir yang melanda Jakarta beberapa waktu lalu.

Kepala Pusat Data dan Informasi Pasar Induk Kramat Jati Suminto mengatakan pasokan buah hanya sekitar 70% dari keadaan normal yang mencapai 1.250-1.300 ton per hari. Saat ini tonase pasokan hanya berkisar 1.050-1.100 ton per hari.

“Sedikit demi sedikit sudah ada kenaikan pasokan. Yang penting cuaca di daerah penghasil semakin kondusif sehingga tanaman berbuah dan bisa melakukan pemetikan kembali,” kata Suminto saat dihubungi Bisnis hari ini, Senin (28/1/2013).

Dia memaparkan kenaikan harga sayur tertinggi terjadi pada komoditas cabai rawit merah, cabai keriting, dan tomat. Harga cabai rawit merah naik Rp3.000 per kg dari Rp20.000 pr kg menjadi Rp23.000 per kg.

Sedangkan harga cabai keriting naik dari Rp21.000 per kg menjadi Rp24.000 per kg. Kenaikkan harga tertinggi terjadi pada komoditas tomat hingga Rp4.000 per kg. Semula harga tomat hanya Rp7.000 per kg menjadi Rp11.000 per kg.

Suminto menjelaskan pasokan tomat yang semula dari Jawa Barat harus beralih membeli dari Medan, Sumatera Utara. Angin kencang yang melanda Jawa Barat menyebabkan pentil tomat banyak yang rontok. Sehingga produksi buah tomat berkurang drastis.

Kenaikkan harga juga terjadi pada buah, khususnya melon dan semangka. Harga buah melon naik Rp2.000 per kg dari Rp6.000 menjadi Rp8.000 per kg. Buah semangka naik dari Rp4.500 per kg menjadi Rp5.000 per kg.

Naiknya harga melon, lanjutnya, disebabkan turunnya pasokan dari daerah penghasil. Produsen cenderung menghabiskan stok yang masih tersisa karena belum memasuki masa panen. Pasokan melon di Pasar Kramat Jati hanya 57-60 ton per hari.

Kondisi normalnya dapat mencapai hingga 200 ton per hari. Padahal curah hujan yang tinggi membuat buah banyak yang rusak hingga 20% setiap kiriman sehingga buah berkualitas bagus yang tersedia semakin sedikit.

Dia menambahkan daerah sebenarnya memiliki ketersediaan yang banyak, tetapi saat akan masuk pasar akan disesuaikan dengan permintaan dan kesesuaian harga. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Sutarno
Sumber : Rio Sandy Pradana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper