Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ANGKUTAN UMUM: Trans Jogja 'ditinggal' warga

YOGYAKARTA-- Masyarakat Kota Yogygakarta tidak antusias memanfaatkan Trans Jogja yang mulai beroperasi sejak 2008.

YOGYAKARTA-- Masyarakat Kota Yogygakarta tidak antusias memanfaatkan Trans Jogja yang mulai beroperasi sejak 2008.

Pada Senin (22/1/2013) tidak tampak antrian atau kepadatan berarti di Halte Malioboro Trans Jogja. Hanya nampak aktivitas beberapa penumpang naik turun dan lalu lalang Trans Jogja yang melintas setiap 10 menit sekali.

Kondisi tersebut berkebalikan dengan lalu lalang kendaraan pribadi baik mobil maupun motor yang memadati jalanan di Kota Yogyakarta. Masyarakat Yogyakarta, lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan dengan transportasi publik. Selain karena kenyamanan, efisiensi waktu menjadi alasan mereka memilih  untuk berkendara pribadi.

Sebut saja Tomi Ardana. Pria yang bekerja sebagai karyawan swasta tersebut mengaku lebih memilih naik motor dibandingkan dengan Trans Jogja. Padahal, dia mengaku tempat kerjanya berdekatan dengan halte Trans Jogja.

“Enak naik motor karena lebih cepat dan praktis. Kalau naik Trans Jogja masih harus jalan kaki,” katanya saat ditemui, Senin (22/1/2013).

Tomi mengaku jarang menggunakan Trans Jogja. Dia mengatakan memilih untuk menggunakan Trans Jogja ketika akan berwisata ke Prambanan atau berpergian bersama keluarga.

“Kalau mau liburan ke Prambanan biasanya naik Trans Jogja. Selebihnya enak naik motor,” ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan Lestari. Perempuan asal Godomanan tersebut juga lebih memilih menggunakan motor dalam setiap aktifitas sehari-hari. Alasan kecepatan dan kepraktisanpun ikut diaminin perempuan ini. “Biar cepet dan praktis aja naik motor,” ungkapnya.

Selain itu, dia mengaku memilih berkendara pribadi karena tidak semua jalur dilewati oleh Trans Jogja. Adapun kalau menggunakan transportasi umum lainnya, Lestari mengaku tidak nyaman dan rawan kejahatan.

“Trans Jogja kan hanya menghubungkan wilayah di Kota Yogya. Kalau mau pergi ke Sleman atau Bantul mending naik motor. Naik bis umum malah takut kecopetan,” tuturnya.

Peneliti dari Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gajah Mada (UGM) Arif Wismadi mengatakan saat ini masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dalam setiap aktifitas yang dilakukan karena transportasi publik yang ada saat ini belum memenuhi kelayakan.(msb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :
Editor : Martin-nonaktif
Sumber : Sekti Dewi Mayestika

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper