Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LAUT CHINA SELATAN: China Marah Atas Dukungan AS Terhadap Jepang

TOKYO-Amerika Serikat  memperkeruh hubungan antara Jepang dan China, menyusul tanggapan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton terkait konflik wilayah antara dua negara tersebut.

TOKYO-Amerika Serikat  memperkeruh hubungan antara Jepang dan China, menyusul tanggapan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton terkait konflik wilayah antara dua negara tersebut.

 

China mengkritik tanggapan Clinton, yang mengatakan pihaknya menentang semua upaya untuk mengusik pemerintahan Jepang di sebuah kepulauan di Laut China Timur, yang dinamakan Senkaku oleh Jepang dan Diaoyu oleh China.

 

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Qin Gang di laman resmi kementerian mengatakan komentar itu tidak menghiraukan fakta-fakta. Koran China’s People Daily pada Senin (21/1) mengatakan AS seharusnya tidak tersandera oleh Jepang.

 

Konflik ini sempat kembali memanas pada Desember 2012 saat China dan Jepang mengirim pesawat jet tempur untuk saling mengawasi di wilayah tersebut. Pada Senin (21/1), Penjaga Pantai China menyatakan telah mengirim tiga kapal pengawas di wilayah laut kepulauan itu.

 

Dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida pada Jumat (18/1) di Washinton, Clinton mengatakan negaranya tidak memihak dalam konflik ini, tapi dia mengakui klaim Pemerintahan Jepang atas kepulauan tersebut.

 

“Kami mengakui kepulauan itu ada di bawah Pemerintahan Jepang dan kami menentang segala tindakan yang ingin mengusik Pemerintahan Jepang. Kami mendesak semua pihak untuk mengambil langkah yang diperlukan guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dan menyelesaikan perselisihan dengan jalan damai,” kata Clinton.

 

Pernyataan itu langsung memicu amarah China, yang sebelumnya sempat menyatakan ingin menyelesaikan sengketa wilayah dengan damai. Sebelum konferensi pers itu, Qin mengatakan perselisihan dengan Jepang seharusnya diselesaikan lewat diskusi.(achmad puja rahman altiar/yus)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Yusran-nonaktif
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper