Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KRISIS GLOBAL: Ekonomi Singapura hanya Tumbuh 1,2% pada 2012

SINGAPURA -- Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan ekspansi Singapura menurun pada 2012 karena pertumbuhan yang melemah di negara-negara maju dan kendala perekrutan sehingga mengganggu perekonomian di negara kota itu.
 
Lee menyampaikan pesan dalam tahun baru hari ini, Senin (31/12/2012), bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 1,2% pada 2012. 
 
Michael Wan, ekonom dari Credit Suisse Grup AG mengatakan, tingkat pertumbuhan yang dia proyeksikan menunjukkan terjadinya kontraksi dari 3 bulan sebelumnya sehingga menekan Singapura ke resesi teknis.
 
"Ini adalah jumlah yang mengecewakan. Kami melihat kelemahan besar di sektor manufaktur karena 2 hal." kata Wan. 
 
Alasan pertama, sambung dia, adalah tingginya nilai tukar (kurs) yang sebagian disebabkan oleh kebijakan pemerintah menggunakan nilai kurs untuk mengendalikan inflasi, sedangkan yang kedua adalah kebijakan domestik Singapura dalam hal pekerja asing.
 
Dorongan pemerintah dalam membatasi asupan tenaga kerja asing telah mengakibatkan kekurangan pertumbuhan pekerja dan biaya bisnis yang lebih tinggi.
 
Hal tersebut berkontribusi terhadap tekanan harga yang menyebabkan Singapura memperketat kebijakannya tahun ini agar valuta asing menguat lebih cepat.
 
Ekonomi yang bergantung pada ekspor menghadapi risiko global baru karena kenaikan pajak Amerika Serikat lebih dari US$600 miliar dan pemotongan anggaran belanja pemerintah federal ditetapkan mulai berlaku besok dengan kesepakatan anggaran di Kongres yang masih belum menentu sehingga menjadi ancaman.
 
Menteri Perdagangan Singapura akan merilis PDB kuartal IV pada 08.00 waktu setempat, 2 Januari nanti. 
 
Jika jumlahnya membuktikan perekonomian menyusut dalam 3 bulan hingga Desember, maka akan terjadi kontraksi yang mendorong negara itu memasuki resesi pertama sejak 2009.
 
Pemerintah sebelumnya memproyeksikan PDB meningkat 1,5% pada 2012 dan PM Lee menegaskan kembali proyeksi ekonomi tumbuh 1% hingga 3% pada 2013.
 
"Melemahnya perekonomian AS, Eropa, dan Jepang mengurangi pertumbuhan kami, sedangkan beberapa industri juga mengalami kesulitan untuk merekrut pekerja yang mereka butuhkan untuk tumbuh," kata perdana menteri 60 tahun itu dalam pernyataannya.(Bloomberg/msb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Winda Rahmawati

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper