Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KASUS HAMBALANG: Dampak Kebijakan Agus Marto ditelisik BPK

JAKARTA—Badan Pemeriksa Keuangan akan menelisik lebih dalam dampak kebijakan persetujuan proyek Hambalang menjadi tahun jamak selain mencari aliran dana dalam kasus tersebut. Namun, badan itu tak memiliki target waktu dalam audit tersebut.

JAKARTA—Badan Pemeriksa Keuangan akan menelisik lebih dalam dampak kebijakan persetujuan proyek Hambalang menjadi tahun jamak selain mencari aliran dana dalam kasus tersebut. Namun, badan itu tak memiliki target waktu dalam audit tersebut.

Anggota III BPK Agung Firman Sampurna menyampaikan proses audit saat ini masih berlangsung hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Pasalnya BPK memiliki target dalam audit kali ini.“Saya belum tahu kapan selesai [audit tahap II]. Kami tidak targetkan,” ujarnya dalam jumpa pers di Gedung BPK Kamis  [27/12/2012].Dia menyampaikan bahwa saat ini tim tengah melakukan audit dengan mengumpulkan bukti yang relevan terkait proyek Hambalang. Menurutnya, untuk menyajikan bukti kompeten tersebut dibutuhkan waktu.

Agung mengutarakan dalam audit tahap II kali ini BPK akan fokus menelusuri aliran danayang berasal dari dana proyek Hambalang. Namun, lanjutnya, tak menutup kemungkinan audit kedua kali iniaudit akan difokuskan terhadap dampak persetujuan kontrak tahun jamak.“Harus dilihat kasus Hambalang ini sebab-akibat dari persetujuan kontrak tahun jamak ini. Akibat itu disetujui, kontraktor induk kan jadi mengambil uang muka. Maka kita point out di sini, sebagai indikasi kerugian negara,” terangnya.Dalam audit investigas tahap pertama, BPK menemukan indikasi kerugian negara dari sistem multiyears yang digunakan untuk membangun Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olah Raga Nasional (P3SON) Hambalang di Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Sistem pembiayaan multiyears ini disetujui Menteri Keuangan Agus Martowardoyo meskipun tak ditandatangani Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng. Kontrak tahun jamak ini diindikasikan merugikan negara hingga Rp243,66 miliar. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Saeno
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper